seorang anak balita Lexi Hood berusia 1 tahun, bermain ci-luk-ba dengan ayah (gareth) dan ibunya (charlene) , dirumahnya di Bridgend (wales)
saat sedang menonton sebuah acara TV di ruang keluarga
dalam video klip yang terekam kejadiannya sekitar 3 minggu lalu ,tampak sang balita seakan-akan didorong dengan keras kelantai hingga terjatuh,bahkan setelah kejadian tersebut keluarga itu sering mendengar suara " berderit yang aneh....
dapat dilihat link
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2969982/Spooky-moment-toddler-suddenly-pulled-ground-unseen-force-plays-peek-boo-parents.html
Berikut ini penulis merangkum berbagai tulisan berkait dengan gangguan jin pada Anak kecil dan cara mengatasinya.
Original Post by: Muhammad Faizar
Cara membentengi rumah dari suara teriakan jin dan penampakannya terhadap anak kecil
==========================
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Beberapa saudara kita banyak yg mengeluhkan tentang keadaan putra putrinya yg selalu menangis ketakutan menjelang malam...
Diantara anak tsb ada yg mengaku mendengar suara yg tidak bisa didengar oleh orang lain, melihat penampakan makhluk yg menakutkan, jeritan dan teriakan histeris yg hanya dia saja yg bisa mendengar, dsb...
Lalu bagaimana solusi syar'i untuk membentengi rumah dari ulah para jin usil ini ???
Insya Allah saya rangkumkan beberapa cara-cara pembentengannya sbg brikut :
1.Di awal malam, yakni di waktu maghrib (orang jawa sering bilang "Sandekala") tahan anak2 jgn smpe ada yg keluar rumah, tutup jendela, tutup pintu, tutup geriba air, matikan TV dengan diawali BASMALAH semuanya...
2.Turunkan semua FOTO keluarga, patung, gambar2 kartun, dan yg smacamnya dari dinding.. Cukup simpan saja di gudang
3.Sediakan bejana, air, garam, dan minyak misk lalu kemudian baca ayat2 berikut :
-Yusuf ayat 64 juz 13:
- قَالَ هَلْ آمَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلاَّ كَمَا أَمِنتُكُمْ عَلَى أَخِيهِ مِن قَبْلُ فَاللّهُ خَيْرٌ حَافِظاً وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (64) يوسف.
Ar-Ra'd ayat 11 juz 13 :
- لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ (11) الرعد.
Al-Hijr ayat 17 juz 14 :
- وَحَفِظْنَاهَا مِن كُلِّ شَيْطَانٍ رَّجِيمٍ (17) الحجر.
Al-Israa ayat 45-46 dan ayat 65 juz 15 :
- وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ حِجَاباً مَّسْتُوراً (45) وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْراً وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِي الْقُرْآنِ وَحْدَهُ وَلَّوْاْ عَلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُوراً (46) الإسراء.
- إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلاً (65) الإسراء.
Al-Kahfi ayat 97 juz 16:
- فَمَا اسْطَاعُوا أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْباً (97) الكهف.
Saba' ayat 54 juz 22 :
- وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ كَمَا فُعِلَ بِأَشْيَاعِهِم مِّن قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا فِي شَكٍّ مُّرِيبٍ (54) سبأ.
Yasin ayat 9 juz 23 :
- وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدّاً وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدّاً فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لاَ يُبْصِرُونَ (9) يس.
Ash-Shaaffaat ayat 7 (boleh juga dari ayat 1-10) juz 23 :
- وَحِفْظاً مِّن كُلِّ شَيْطَانٍ مَّارِدٍ (7) الصافات.
Ath-Thaariq ayat 4 juz 30 :
- إِن كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ (4) الطارق.
Ali 'Imran ayat 181 juz 4 :
- وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (181) آل عمران.
Al-Anfal ayat 50 juz 10 :
- وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (50) لأنفال.
Al-Hajj ayat 9 dan 22 juz 17 :
- ثَانِيَ عِطْفِهِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَنُذِيقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَذَابَ الْحَرِيق(9) الحج.
- كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (22).
Al-Buruj ayat 10 juz 30 :
- إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ (10) البروج.
-Lalu percikan di setiap sudut rumah, semprotkan di stiap dinding rumah, dan juga atapnya setelah shubuh atau sebelum maghrib..
-setelkan surat al-Baqoroh dgn suara yg keras ketika proses penyiraman
4.Jauhkan sgala kemaksiatan di dalam rumah
5.Jangan setel musik
6.Boleh juga dengan membakar kayu Gaharu di dalam rumah sambil diperdengarkan murotal al-Baqoroh full setiap hari, karena aroma kayu Gaharu adalah aroma yg dibenci jin-jin fasiq...
NB : utk kasus anak yg masih berusia di 7 tahun pertama dari kelahirannya, jika ia mempunyai kemampuan yg katanya "luar biasa" (melihat jin, mendengar suara2 aneh, dll) maka yg diruqyah adalah orang tuanya terlebih dahulu....dan insya Allah PASTI diantara keduanya ada yg punya jimat atau pernah ngamalin sesuatu yg bersimpangan jauh dari syariat islam... Ajak bertaubat dengan sungguh2 dan bimbing utk lebih berpegang teguh pada tali agama Allah...
Setelah ortunya sudah diruqyah smua, anaknya kita ajak main supaya tdk takut, boleh kita cium atau diusap-usap kepalanya.... Sambil dibacakan al-Fatihah berulang-ulang, shalawat ibrahimiyah, dan al-An'aam ayat 103 sambil disapu keluar dan doakan agar Allah menutup "hijab" yg terbuka darinya dan mengusir setan2 pengganggu yg nempel di anak tsb....
Semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita dari makar-makar setan dan sekutunya.. Aamiiin
~Cairo,19 Januari 2015~
Kasus anak-anak yg berteman dengan lelembut bukanlah suatu hal baru di nusantara...
Mengapa bisa demikian ?
Karena mereka itulah orang2 terpilih...
Terpilih oleh SETAN utk dijadikan wali dan majikan baru mereka setelah sebelumnya ditinggal mati oleh majikan lama dari leluhurnya...
Sehingga setan bisa memperalatnya utk menjerumuskan manusia ke jurang kenistaan...
Diantara mereka ada yg diberi mukasyafah syaithaniyyah utk bisa menerawang masa depan, melihat nomor togel, membaca pikiran orang, dll...
Agar orang2 menganggap itu adalah suatu kelebihan dari Allah yg patut dihargai, padahal itu adalah kemampuan setan utk menjerumuskan banyak orang ....
Hal demikian pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu ttg seorang anak bernama Ibnu Shayyad yg mampu melihat singgasana Iblis laknatullahi 'alaih...
Berikut kisahnya :
لما قال النبي صلي الله عليه و سلم لابن صياد: ما تري ؟
قال : أري عرشا علي الماء ...
فقال له النبي صلي الله عليه و سلم : أخسأ فلن تعدو قدرك !!!
فعرف أن مادة مكاشفته التي كاشفه بها شيطانية مستمدة من إبليس الذي هو يشاهد عرشه علي الماء
Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kpd Ibnu Shayyad "Apa yg kamu lihat ?"
Ibnu Shayyad menjawab "aku melihat singgasana yg berada di atas air"
Maka nabi pun bersabda : "Menyingkirlah !!! Kamu tidak akan pernah beruntung dgn kemampuanmu itu !"
Maka ia pun tau bahwa sumber indra ke enam yg disingkapkan dengannya adalah bersumber dari IBLIS yg telah memperlihatkan singgasananya di atas laut..
Bahayanya jin yg mengikut manusia sejak kecil akan tumbuh rasa suka dan cinta sehingga di saat si anak tumbuh dewasa ia akan kesulitan menemukan jodohnya...
Jika pun ia menikah, terkadang rumah tangganya tdk harmonis...
Jika belajar akan dihambat, emosional tinggi, tdk mau diatur, tdk bisa akur dengan temannya, cenderung diam yg tdk wajar, dll...
Utk pengobatan kasus ini perlu kesabaran dan keistiqomahan...
Mungkin tdk cukup satu atau dua kali ruqyah.. Namun juga hrs didukung dgn lingkungan rumahnya yg islami, menjauhi bid'ah dan khurafat, dituntun utk lebih mengenal Allah dan Rasul-Nya, dan dibibing dengan berbagai aktifitas yg menumbuhkan rasa cinta anak pada Allah sjak dini...
Semoga Allah melindungi anak-anak dan adek-adek kita dari kejahatan Iblis dan tentaranya...
Larangan keluar rumah saat menjelang maghrib
Nabi
bersabda, "Jika malam menjelang atau kamu masuk pada sore hari,
tahanlah anak anak kecil kamu. Karena setan bertebaran pada waktu itu,
dan Apabila malam telah terlewati sesaat, maka biarkanlah mereka,
Kuncilah pintu-pintu dan sebut nama Allah (membaca: Bismillaah), karena
Sesungguhnya setan tidak membuka pintu yang terkunci.
Tutuplah tempat tempat air kalian ( qirbah) dan sebutlah nama Allah. Tutuplah bejana bejana kalian dan sebutlah nama Allah, meskipun kalian meletakan sesuatu yang melintang diatasnya. Dan padamkan lampu-lampumu kalian.” [288] Hadits Riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari 10/88, Muslim 3/1595.
Tutuplah tempat tempat air kalian ( qirbah) dan sebutlah nama Allah. Tutuplah bejana bejana kalian dan sebutlah nama Allah, meskipun kalian meletakan sesuatu yang melintang diatasnya. Dan padamkan lampu-lampumu kalian.” [288] Hadits Riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari 10/88, Muslim 3/1595.
Dalam sebuah artikel yang pernah kubaca, pergeseran dari waktu selepas
ashar menuju menjelang Maghrib biasanya ditandai dengan pancaran warna
merah. Saat-saat inilah, frekuensi alam mempunyai frekuensi yang hampir
sama dengan dunia jin. Saat-saat ini juga menjadi waktu yang terlarang
untuk mengerjakan Shalat. Makanya tidak ada shalat sunnah ba'da Ashar.
Wallahu A'lam
Wallahu A'lam
Ustad Nuruddin Al Indunissy
Ketika syaitan tidak mampu lagi mengganggu kita, maka dia akan mencari siapa saja yang lemah imannya di kalangan keluarga kita, termasuk anak yang memang secara mentalitas dan ruhaninya belum kuat. Baik karena pendidikan akidah dan spiritual yang kurang atau karena prilaku orang tua yang menyimpang dari syari'at, semisal memiliki perjanjian dan kerjasama dengan jin dimasa lalu demi mendapatkan kesaktian ataupun hal lain.
Sahabat fiddin..
Kenapa Allah mengizinkan hal ini terjadi?
Subhanallah, walhamdulillah. Gangguan jin, sihir dan ain pun sejatinya adalah ujian. Jika kita mampu bersabar hingga langkah terakhir menuju pintu syurga, tentu saja itu lebih baik, bahkan Rasulullah Saw mengabarkan bahwa penghuni syurga pun iri kepada hamba Allah yang diberi ujian sakit dan bersabar karena derajat mereka sangat tinggi di syurga nanti. Sungguh tidak ada tandingan bagi hamba Allah yang sabar, karena mereka disayang Allah di Dunia dan Akhirat. Hanya saja, adalah beda ketika Allah menyayang kita di akhirat nanti dan di dunia ini.
Ketika Allah menyayangi kita di dunia ini, ia akan memberikan kita cahaya pengetahuan untuk menyadarkan kita tentang diri kita sendiri dan tuhannya. Ketika Allah menyayangi kita, kita akan dibimbing untuk mendekat kepada-Nya dengan berbagai cara hingga kita benar-benar sadar dan bertekuklutut menyerahkan diri kita kepada Allah. Disanalah dinding kesombongan dihati kita runtuh. Termasuk dengan musibah ini..
Yah, tentu saja anak kita sakit kita pun ikut serta merasakan sakitnya. Bahkan hati seorang ibu lebih terluka ketika anak terbaring, bahkan suatu ketika mungkin ia berdo'a "Rabb, timpakan saja sakit anaku ini kepadaku!!?". Begitulah orang tua yang keliru, padahal musibah yang menimpa keluarganya itu adalah satu paket ujian untuk dihadapi bersama di dunia ini. Dan berbicara tentang sihir, kita tidak bisa menjangkaunya dengan pengetahuan kedokteran atau secara anatomi biologis saja karena teknologi jin tidak bisa dijangkau oleh manusia. Bukan berarti jin itu terlalu hebat dan kuat, jin dan manusia berada di dua alam yang berbeda. Dan Allah menghendaki manusia untuk dekat kepada-Nya yang Maha Kuat agar ikut menjadi kuat dan memusnahkan kekuatan itu.
Ketika Allah menyayangi kita, menginginkan kemuliaan kepada kita, maka ia akan memberi kita Ilmu atau dikumpulkan dengan orang-orang berilmu hingga penyakit "bodoh"-nya sembuh, kesyirikannya sembuh, hatinya sembuh, ruhaninya sembuh lalu jasmaninya sembuh secara perlahan. Allahuakbar!
Sahabatku yang dicintai Allah..
Ketika seorang anak sakit, maka yang harus diruqyah secara syar'ie adalah ayah dan ibunya juga. Karena seorang anak masih terikat kepada sebab-akibat ibu bapaknya hingga usia balighnya atau hingga pernikahan pada anak wanita. Jadi ketika anak kita tertimpa musibah; dari sifatnya yang pembangkang, hyperaktive, sakit-sakitan, lemah akalnya, epilepsi, indigo, kelainan mental, depresi berat, bahkan hingga penyakit akut dan kelainan yang tidak terdeteksi dokter - maka sebenarnya yang harus diruqyah itu bukan hanya anak itu sendiri namun ayah ibunya. Tidak jarang ketika anak indigo (memiliki kemampuan indra ke-18 seperti bisa melihat penjelmaan mahluk ghaib, bisa meramal atau bahkan sering bicara sendiri seperti ada teman ghaib) diruqyah yang bereaksi itu ibu atau bapaknya.
Subhanallah walhamdulillah..
saya ingin memfokuskan bahasan kepada ruqyah anak HyperActive. Anak yang hyper ini tentu saja membuat rumah panas dan tidak nyaman, mungkin kita mengira itu hanya prilaku anak yang wajar saja. Tidak, demi Allah tidak. Ketika Hasan dan Husain masih kecil, mereka pernah naik kepundak Rasulullah saat beliau shalat dan setelah salam Rasulullah memegang pundaknya dan mendo'akannya (meruqyahnya). Ketika suatu ketika Rasulullah duduk di majlis bersama sahabatnya sekelompok anak bermain bola dan bola itu masuk ke majlis Rasul, Umar yang ada disitu marah dan mengambil anak itu. Dan Rasul menahannya, lalu mendo'akannya.
Selepas majlis itu bubar, seorang laki-laki mendekati Rasul dan berkata; "Ya Rasulallah, itu tadi adalah anak saya dan saya malu untuk mengakuinya". Rasul menatapnya dan berkata; "Ada benda harom apakah di tubuh anak ini?" Si bapa menunduk malu, dijalan tadi anak ini melihat bola dan menangis ingin membelinya. Saya belikan, dan uang itu sebenarnya untuk makan dia hari ini. Jadi saya ambil roti dari teman saya, dan saya akan membayarnya nanti sepulang dari majlis ini". Nah, sahabatku.. mari kita fikirkan tentang anak kita. Apa yang akan terjadi ketika nafkah yang diberikan kepada keluarga kita itu ada harta riba dan haram didalamnya?
Pantaskah anak kita nakal, pembangkang dan hyperaktive jika ia dibesarkan dari harta Haram. Pantaskah ia menjadi anak yang menghalangi kebahagiaan malam kita seandainya ia tercipta dari seorang sperma ayah dan rahim ibu yang memiliki perjanjian dengan syaitan. Dan ketahuilah bahwa semua ilmu hitam, kesaktian instant, tenaga dalam, kebathinan, wirid overdosis, ritual-ritual syirik (memandikan bayi diwaktu tertentu dan ritual tertentu), berurusan dengan dukun, memberi khadam penjaga dan semua hal yang berhubungan dengan jin adalah batil dan anak anda akan menjadi musibah! Ia akan terlahir dengan tangisan, tumbuh dengan nakal, besar menjadi pembangkang, dan dewasa menjadi penjahat. Ia akan menjadi malapetaka, bukan menjadi warisan yang akan beribadah kepada Allah sepeninggal kita. Semoga kita semua terhindar dari, malapetaka keluarga ini.
Alakullihal, jika hal ini sudah terlanjur terjadi. Maka kita harus segera melakukan penyembuhan dini, dimulai dari sebuah keinginan kuat untuk melakukan perombakan total dalam tatacara beribadah dan mendidik anak dari ketauladanan kita. Pengobatan beda dengan penjagaan, jika penjagaan cukup dengan do'a namun pengobatan atau pemulihan harus dengan peranaktive dan usaha aktif atau saya katakan dengan Ruqyah Aktif.
Sebelum kita melihat bagaimana meruqyah anak, mari kita yakinkan diri kita tentang karakteristik atau prilaku anak yang perlu diruqyah;
1. Usia 1-2 tahun;
Sering nangis malam hari, sering menangis jika ada di rumah dan diam ketika dibawa keluar, tidurnya gelisah dan sering terbangun dimalam hari dan sering sakit-sakitan (panas, demam, atau penyakit aneh lain).
2. Usia 2-5 tahun;
Sangat nakal, membantah sama ibu, tenaganya besar saat marah dan tidak terkendali, nangisnya teriak-teriak, tidak sopan dan rame saat ada tamu, sering memecahkan barang-barang dirumah dan sering sakit-sakitan.
3. Usia 5-10 tahun;
Sering melakukan pelecehan seksual kepada lawan jenisnya, suka mencuri (clepto), membantah sama ibu dan bapa, sering menyendiri, tidak ceria, berbicara sendiri, cepat sedih dan marah, sering mimpi menyeramkan, dan sering sakit-sakitan (pertumbuhannya tidak maksimal).
4. Usia 10-remaja.
Suka menyendiri, tidak ceria, labil, merasa rendah diri (tidak percaya diri), pesimis, introvert, malas sholat, malas belajar, suka main games hingga larut, pembangkang, sering mimpi menyeramkan, sesak nafasnya saat baca Al Qur'an, panas saat wudhu, penyakit mulai akut dan imun tubuh menurun.
5. Usia Remaja-dewasa.
Introvert/tertutup, jarang ceria, Sangat labil dan galauws, pesimis, introvert, tidak suka baca qur'an dan mendengar adzan, penyakit mulai akut dan imun tubuh menurun total bahkan hingga cacat atau menjadi penjahat.
TUTORIAL RUQYAH FOR KIDS
1. Ruqyah Bayi.
- Ambil wudhu, shalat mutlak 4 rakaat dan berdo'a minta pertolongan Allah di sujud terakhir.
- Bacakan Ta'awudz, Shalawat, Istighfar, Baca; "la hawla walaa quwwata illa billahil aliyhil adziim", dan mulailah baca ayat Ruqyah.
Ayat Ruqyah dimaksud adalah semua ayat dalam Al Qur'an yang mengandung kisah tentang Adzab, Nikmat, Jin dan Syaitan. Ayat Ruqyah yang cocok untuk anak-anak adalah Al Fatihah, An Nass, Ar Rahman dan surah-surah indah dalam al Qur'an yang bercerita tentan kasih sayang Allah. Namun, sangat penting untuk dicatat bahwa surah Al Fatihah, Ayat Qursi, Al Falaq dan An Nass adalah satu paket ayat Ruqyah yang bisa dipakai dalam mode instant atau belum hafal ayat lain. Adapun jika ingin sambil membaca mushaf Al Qur'annya itu juga sangat baik.
- Bisa juga dengan membacakan Al Qur'an pada telapak tangan kanan kita, meniupkannya lalu mengusap-ngusapkannya ke seluruh tubuh, dimulai dari ubun-ubun, leher, dada, perut dan kakinya.
- Membacakan Ayat Ruqyah dan meniupkannya keseluruh tubuh.
- Dilakukan lebih dari 15 menit, jika menangis keras maka lanjutkan. Upayakan bacaan Al Qur'an lebih dahsyat (keras) dari suara tangisan tersebut.
- Bacakan pada segelas air.
Ambil air putih satu gelas, bacakan Al Fatihah 7 kali dan tiupkan setiap selesai baca. Jika ingin lebih dahsyat baca juga Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, Ayat Qursy, Al A'raf 117-122, yunus 81-81dan Thaha 69. Setelah dibacakan, lalu minumkan dan usapkan atau mandikan keseluruh tubuhnya.
- Ucapkan hamdalah dan bertawakallah kepada Allah, karena reaksi ruqyah tidak selalu instant.
2. Ruqyah Anak Usia 2 - 10 tahun.
- Ambil wudhu, shalat mutlak 4 rakaat dan berdo'a minta pertolongan Allah di sujud terakhir.
- Bacakan Ta'awudz, Shalawat, Istighfar, Baca; "la hawla walaa quwwata illa billahil aliyhil adziim", dan mulailah baca ayat Ruqyah.
- Bisa dengan membacakan Al Qur'an pada telapak tangan kanan kita, meniupkannya lalu mengusap-ngusapkannya ke seluruh tubuh, dimulai dari ubun-ubun, leher, dada, perut dan kakinya. Bisa juga dengan membacakan Ayat Ruqyah dan meniupkannya keseluruh tubuh.
- Dilakukan lebih dari 30 menit berulang, jika bereaksi keras dan menangis keras maka kendalikanlah, jangan mau dikendalikan jin. Upayakan bacaan Al Qur'an lebih dahsyat (keras) dari suara tangisan tersebut.
- Bacakan pada segelas air.
Ambil air putih satu gelas, bacakan Al Fatihah 7 kali dan tiupkan setiap selesai baca. Jika ingin lebih dahsyat baca juga Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, Ayat Qursy, Al A'raf 117-122, yunus 81-81dan Thaha 69. Setelah dibacakan, lalu minumkan dan usapkan atau mandikan keseluruh tubuhnya.
- Ucapkan hamdalah dan bertawakallah kepada Allah, karena reaksi ruqyah tidak selalu instant.
3. Ruqyah Anak Hyperaktive dan Indigo.
Selain tutorial diatas, juga bisa dilakukan ruqyah yang lebih spesifik yang sudah saya buktikan kedahsyatannya. Lakukan langkah-langkah berikut:
1) Lakukan muqodimah Ruqyah (Ta'awudz, shalawat, istighfar, dll) seperti biasa.
2). Panggil anak dengan baik, dan ajak dia untuk bekerjasama dengan tehnik persuasi yang disesuaikan dengan usia anak. Misalkan dengan kata-kata; "Sayang, sini ayah do'akan ya..." Jangan sekali-kali berkata "Sini, kamu! Bandel pisan, diruqyah geura!" Atau dengan kata-kata kasar dan kutukan yang akan membuat situasi lebih hot.
Jika ia sulit untuk dikuasai, maka ingatlah; "Jangan mau dikuasai dan dikalahkan mahluk hina seperti jin". Kuasailah anak kita, selamatkan agama dan masadepannya.
3). Dekap dia dengan kasih sayang. Letakan tangan kanan kita dibahu kirinya, dan telapak kiri kita didada kananya. Jika meronta maka gunakan kaki kanan kita untuk menghimpit paha dan kedua kakinya. Ingat, kuasai dan kendalikan suasana.
4). Bacakan Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas persis ditelinga kanannya.
Jika dia menangis, berteriak, meronta setelah dibacakan ayat tadi maka lakukan shock teraphy (untuk membentak jinnya) lakukan dengan yakin. Dalam tahap ini biasanya jin keluar atau melemah karena kekuatan hati kita yang yakin kepada Allah.
ShockTeraphy atau Eksekusi yang saya maksud misalnya dengan berkata; "Diamlah! ketika Al Qur'an dibacakan", atau "Keluarlah dari tubuh anak saya wahai musuh Allah!", "Ukhruj ya Aduwallah!" atau menguca kalimah yang menggetarkan mereka semisal; "Ya Hayyu Ya Qayyum!" Rasulullah mengucapkan kata itu saat situasi genting atau sangat butuh bantuan.
5. Setelah menenang atau terkendali, bacakan surah Al Anaam 103, Al Mukminun ayat 97-98, Al Hasyr Ayat 21, dan Yasiin Ayat 9 di ubun-ubunnya, lalu tiupkan dengan penuh kelembutan hingga meresap kedalam ubun-ubunya. Tiup juga telinganya dengan meniatkan untuk menutup pendengarannya dari mahluk halus, tiup dadanya untuk menghilangkan was-wasnya sambil membaca surah An Nass, tiup juga matanya dengan niat menutup penglihatannya dari mahluk ghaib dengan mengulangi bacaan surah Yasiin Ayat 9.
Insya Allah penyakit was-wasnya, penglihatannya, gangguan bisikannya dan penyakitnya musnah seketika! Ini ditandai dengan dadanya yang tenang, bisa ditanyakan langsung ke anak kita. Ini adalah hal mudah, yang sulit adalah step selanjutnya.
6. DIDIK DIA DENGAN BENAR DAN TAUHID SEJAK DINI.
Tentu saja, untuk mencetak anak bertauhid harus dimulai dengan ayah ibu dan guru yang bertauhid, pilihlah sekolah atau madrasah terbaik, juga lingkungan yang kondusif untuk masa depan anak kita semua.
3. Ruqyah Remaja dan Dewasa Indigo.
Ruqyah Anak Indigo sama seperti ruqyah aktif berbagai penyakit gangguan Jin. Hanya saja, untuk anak indigo harus diruqyah bersama ayah dan ibunya. Karena salah satu penyebabnya adalah adanya jin keturunan, dendam jin keturunan, perjanjian dengan jin ayah-ibu atau kakek-neneknya.
Jangan biarkan anak kita dalam kondisi indigo, atau merasa keren dan ia dianggap sakti padahal anak kita sakit karena ruhani kita yang sakit. Seorang anak bisa juga menjadi indigo karena kenakalannya yang diusukai jin, atau karena sebab tertentu semisal jatuh dari pohon yang dihuni jin, menginjak jin, akibat kesurupan dan penangannannya tidak tuntas, akibat ilmu ayah ibunya dll.
"Ingat, Allah memberikan kegelisahan dihati kita agar kita berubah. Dan tidak ada perubahan yang nyaman, namun karena ketidaknyamanan itulah kita dituntut untuk berubah. Ingat, Allah membuatkan jasad kita sakit agar kita tahu bahwa ruhani kita sakit, hingga kita berupaya mengobatinya. Ingat, sakitnya jasad ini tidak akan kita bawa ke akhirat, namun sakitnya ruhani kita akan dibawa keakhirat dan dihisab! Dan, sungguh lebih baik Allah murka kepada kita saat kita masih hidup di Dunia, daripada disebuah masa dimana penyealan sudah tidak berguna lagi".
Atau tidak usah bertanya, benarkah islam saya, namun tanyakanlah kepada diri kita:
- Sudahkah kita shalat lima waktu tepat waktu?
- Dzikir subhanallah, alhamdulillah, lailahaillallah, allahuakbar 33 selepas shalat?
- Sudahkah kita membaca Hasbunallah wa nikmal wakiil nikmal maula wa nikman nasir 7 sehabis shalat?
- Lailahaillallahu wahdahu la syarikalahu lahulmulku walahul hamdu wa huwa ala kulli sayyiing qaadiir 100 tiap hari?
- Meneggakkan 2 rakaat qiyamullail, minimal 2kali 1minggu?
- 10 surat al baqarah (1-5, 163-164, 255, 285-286) saat permulaan malam atau sebelum tidur?
- Surah al fatihah, al ikhlas, al falak, an nas dan ayat qursi setiap selesai shalat?
- Dhawamul wudhu setiap waktu hingga terlelap?
- Tidak mengeluh, terus berdzikir dan bersyukur?
- Ingat Allah saat marah, sedih dan takut?
- Tidak takut jin lagi dan semua hal selain Allah!!?
- Baca asma Allah, saat makan,keluar rumah, masuk mesjid, buka baju, masuk kamar mandi, berhubungan suami istri dan saat makan?
- Melepaskan diri dari ritual bid'ah, jeratan riba dan memurnikan tauhid dalam hati, lisan dan perbuatan?
- Menuntut diri sebelum menuntut orang lain dan Allah?
- Tidak kecewa dan menuduh Allah?
- Teraphy sedekah, senyum, dan tidak takabur lagi atas keshalehan dan kezuhudan diri?
Jika semua sudah, sudahkah diajarkan kepada anak kita, dan sudahkan dia melakukannya, adakah hasrat dalam diri kita untuk mendidik dia?
MEMBENTENGI RUMAH DARI GANGGUAN JIN
Beberapa Hal Penting Yang Harus Diperhatikan dalam Membentengi Rumah dari gangguan Jin
1. Meng-ucapkan salam ketika masuk rumah dan banyak berzikir, baik di rumah ada orang atau tidak.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Disenangi seseorang mengucapkan bismillah dan banyak berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta mengucapkan salam, sama saja apakah dalam rumah itu ada manusia atau tidak, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Apabila kalian masuk ke rumah-rumah maka ucapkanlah salam (kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri-diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberkahi lagi baik.”
(An-Nur: 61) [Al-Adzkar, hal. 25]
Ahli tafsir berbeda pendapat tentang rumah yang dimaukan dalam ayat di atas. Ada yang berpendapat masjid. Ada yang berpendapat rumah yang dihuni. Adapula yang berpendapat rumah yang tidak ada seseorang di dalamnya. Ada yang mengatakan rumah orang lain, dan ada pula yang berpendapat rumah sendiri. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 12/209)
Ibnul ‘Arabi rahimahullahu menetapkan bahwa pendapat yang menyatakan rumah secara umum merupakan pendapat yang shahih, karena tidak ada dalil yang menunjukkan pengkhususan. Kalau rumah itu adalah rumah orang lain, maka ia ucapkan salam dan meminta izin kepada tuan rumah sebelum masuk ke dalamnya. Bila rumah itu kosong ia ucapkan, “As-salamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shalihin” (Semoga keselamatan untuk kami dan untuk para hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang shalih). Demikian kata Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Namun bila dalam rumah itu ada keluarganya, anak-anaknya dan pembantunya, ia ucapkan “Assalamu ‘alaikum.”
Namun kata Ibnul Arabi rahimahullahu, bila rumah itu kosong maka tidak diharuskan seseorang mengucapkan salam ketika hendak masuk. Adapun bila engkau masuk rumahmu sendiri disenangi bagimu untuk berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengatakan: “Masya Allah la quwwata illa billah.” (Ahkamul Qur’an, 3/1408-1409)
Ketika memberikan penjelasan terhadap surah Al-Kahfi ayat 39, Ibnul Arabi rahimahullahu menyatakan disenanginya berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bila salah seorang dari kita masuk rumah atau masjid dengan mengucapkan: “Masya Allah la quwwata illa billah.” Asyhab berkata, “Al-Imam Malik rahimahullahu mengatakan, ‘Sepantasnya setiap orang yang masuk ke rumahnya mengucapkan zikir ini’.” (Ahkamul Qur’an, 3/1240)
Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawakan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ: رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيْلِ اللهِ، فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ حَتَّى يَتَوَّفَاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ؛ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ، وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلاَمٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ
Ada tiga golongan yang mereka seluruhnya berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala: (Pertama) seseorang yang keluar berperang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala maka ia berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalikannya (ke keluarganya) dengan pahala dan ghanimah yang diperolehnya. (Kedua) seseorang berangkat ke masjid maka ia berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalikannya dengan pahala dan ghanimah yang diperolehnya. (Ketiga) seseorang masuk ke rumahnya dengan mengucapkan salam maka ia berada dalam jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Abu Dawud no. 2494)
Makna jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah berada dalam penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Al-Adzkar, hal. 26)
2. Berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika makan dan minum.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ وَالْعَشَاءَُ
Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu ia berzikir kepada Allah saat masuknya dan ketika hendak menyantap makanannya, berkatalah setan, “Tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam.” Bila ia masuk rumah dalam keadaan tidak berzikir kepada Allah ketika masuknya, berkatalah setan, “Kalian mendapatkan tempat bermalam.” Bila ia tidak berzikir kepada Allah ketika makannya, berkatalah setan, “Kalian mendapatkan tempat bermalam sekaligus makan malam.”
(HR. Muslim no. 5230)
Berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengusir setan dari rumah kita sehingga setan tidak dapat menyertai kita saat makan dan tidur. Sementara, lalai dari zikrullah akan memberikan kesempatan emas bagi setan karena ia mendapati tempat menginap plus makan malamnya. Tentunya setan ini tidak sendirian. Bersamanya ada kawan-kawannya, gerombolan setan, karena setan mengucapkan ucapan demikian kepada teman-teman, pembantu-pembantu, dan sahabatnya. (Al-Minhaj, 11/191)
Sehingga mereka menyesakkan rumah dan bersenang-senang di dalamnya, na’udzu billah. Maka berhati-hatilah, jangan sampai kita lalai dari berzikir karena zikir merupakan hishnul muslim, benteng bagi seorang muslim.
3. Banyak membaca Al-Qur’an dalam rumah
Al-Qur’anul Karim akan mengharumkan rumah seorang muslim dan akan mengusir para setan. Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu mengabarkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأَتْرُجَّةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ. وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ، لاَ رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ، لَيْسَ لَهَا رِيْحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
“Permisalan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah atrujah, baunya harum dan rasanya enak. Permisalan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma, tidak ada baunya namun rasanya manis. Adapun orang munafik yang membaca Al-Qur’an permisalannya seperti buah raihanah, baunya wangi tapi rasanya pahit. Sementara orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah hanzhalah, tidak ada baunya, rasanya pun pahit.”
(HR. Al-Bukhari no. 5020 dan Muslim no. 1857)
Apa persangkaan anda bila seorang mukmin sering menghiasi rumahnya dengan membaca dan mentartilkan kalamullah? Tidak lain tentunya kebaikan.
Disamping itu, membaca Al-Qur’an di rumah dengan penuh kekhusyukan menjadikan para malaikat akan mendekat. Seperti kejadian yang pernah dialami seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Usaid ibnu Hudhair radhiyallahu ‘anhu. Suatu malam Usaid tengah membaca Al-Qur’an di tempat pengeringan kurma miliknya. Tiba-tiba kudanya melompat. Ia membaca lagi, kudanya melompat lagi. Ia terus melanjutkan bacaannya dan kudanya juga melompat. Usaid berkata, “Aku pun khawatir bila sampai kuda itu menginjak Yahya (putra Usaid, pen.), hingga aku bangkit menuju kuda tersebut. Ternyata aku dapati di atas kepalaku ada semacam naungan. Di dalamnya seperti lentera-lentera yang terus naik ke udara sampai aku tidak melihatnya lagi (hilang dari pandanganku). Di pagi harinya aku menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Usaid kemudian menceritakan apa yang dialaminya, setelahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:
تِلْكَ الْمَلاَئِكَةُ كَانَتْ تَسْتَمِعُ لَكَ، وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَرَاهَا النَّاسُ، مَا تَسْتَتِرُ مِنْهُمْ
“Itu adalah para malaikat yang mendengarkan bacaanmu. Seandainya engkau terus membaca Al-Qur’an niscaya di pagi harinya manusia akan dapat melihat naungan tersebut, tidak tertutup dari mereka. “
(HR. Muslim no. 1856)
Dalam riwayat Al-Bukhari (no. 5011) dari Al-Bara’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ada seorang lelaki membaca surah Al-Kahfi sementara di sisinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali. Lalu orang tersebut diliputi oleh awan yang mendekat dan mendekat. Mulailah kudanya lari karena terkejut. Ketika di pagi harinya ia mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu diceritakannya kejadian yang dialaminya maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تِلْكَ السَّكِيْنَةُ تَنَزَّلَتْ بِالْقُرْآنِ
“Itu adalah as-sakinah yang turun dengan Al-Qur’an.”
Diperbincangkan oleh para ulama seperti apa as-sakinah tersebut. Namun pendapat yang terpilih, kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu, as-sakinah adalah sesuatu dari makhluk-makhluk yang di dalamnya ada thuma’ninah (ketenangan), rahmah (kasih sayang), dan bersamanya ada para malaikat. (Fathul Bari, 9/73)
4. Membaca surah Al-Baqarah dalam rumah
Bila engkau merasa di rumahmu demikian banyak masalah, tampak banyak penyimpangan dan anggota-anggotanya saling berselisih, maka ketahuilah setan hadir di rumahmu, maka bersungguh-sungguhlah mengusirnya. Bagaimanakah cara mengusirnya? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan jawabannya dengan sabda beliau:
إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامًا، وَسَنَامُ الْقُرْآنِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ تُقْرَأُ خَرَجَ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي يُقْرُأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ
“Sesungguhnya segala sesuatu ada puncaknya (punuknya) dan puncak dari Al-Qur’an adalah surah Al-Baqarah. Sungguh setan bila mendengar dibacakannya surah Al-Baqarah, ia akan keluar dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah tersebut.” (HR. Al-Hakim, dihasankan Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 588)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah Al-Baqarah.” (HR. Muslim no. 1821)
5. Banyak melakukan shalat nafilah/sunnah di rumah
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menyampaikan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اجْعَلُوْا مِنْ صَلاَتِكُمْ فِي بُيُوْتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوْهَا قُبُوْرًا
“Jadikanlah bagian dari shalat kalian di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan.”
(HR. Al-Bukhari no. 432 dan Muslim no. 1817)
Dalam syariat disebutkan pelarangan shalat di kuburan. Karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita menjadikan rumah kita seperti kuburan, dengan tidak pernah dilakukan ibadah di dalamnya. Beliau menghasung kita agar memberi bagian shalat sunnah untuk dikerjakan di dalam rumah.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan hasungan untuk mengerjakan shalat nafilah (sunnah) di rumah, karena hal itu lebih ringan dan lebih jauh dari riya, lebih menjaga dari perkara yang dapat membatalkannya. Juga dengan mengerjakan shalat nafilah di rumah akan memberi keberkahan bagi rumah tersebut. Akan turun rahmah di dalamnya, demikian pula para malaikat. Sementara setan akan lari dari rumah tersebut.”
(Al-Minhaj, 6/309)
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan:
فَعَلَيْكُمْ بِالصَّلاَةِ فِي بُيُوْتِكُمْ فَإِنَّ خَيْرَ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوْبَةَ
“Seharusnya bagi kalian untuk mengerjakan shalat di rumah-rumah kalian karena sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya terkecuali shalat wajib.” (HR. Al-Bukhari no. 731 dan Muslim no. 1822 )
Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Permisalan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya seperti permisalan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Muslim no. 1820)
Berikut ini kelanjutan dari lima hal di atas:
- Membersihkan rumah dari suara setan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kalam-Nya yang agung:
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ
“Hasunglah siapa yang engkau sanggupi dari kalangan mereka dengan suaramu.” (Al-Isra: 64)
Mujahid rahimahullahu menerangkan, suara setan adalah laghwi (ucapan sia-sia/main-main) dan nyanyian/lagu. (Tafsir Ath-Thabari, 8/108)
Sebuah hadits dari sahabat yang mulia, Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, mengingatkan kita bahwa nyanyian, musik berikut alatnya bukanlah perkara yang terpuji, namun lebih dekat kepada azab. Abu Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَكُونَنَّ مِن أُمَّتِي أَقوَامٌ يَستَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ، يَرُوحُ عَلَيهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُم، يَأتِيهِم– يَعنِي الفَقِيرَ- لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا: ارْجِعْ إِلَينَا غَدًا. فَيُبَيِّتُهُمُ اللهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ، وَيَمْسَخُ أَخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَومِ الْقِيَامَةِ
“Benar-benar akan ada sekelompok orang dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Ada sekelompok orang yang tinggal di lereng puncak gunung. Setiap sore seorang penggembala membawa (memasukkan) hewan ternak mereka ke kandangnya. Ketika datang kepada mereka seorang fakir untuk suatu kebutuhannya, berkatalah mereka kepada si fakir, ‘Besok sajalah kamu kemari!’ Maka di malam harinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala azab mereka dengan ditimpakannya gunung tersebut kepada mereka atau diguncang dengan sekuat-kuatnya. Sementara yang selamat dari mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala ubah menjadi kera-kera dan babi-babi hingga hari kiamat.”
(HR. Al-Bukhari no. 5590)
Musik dan lagu merupakan perkara yang jelas keharamannya1. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikan jalan Allah sebagai olok-olokan. Mereka itu akan beroleh azab yang menghinakan.” (Luqman: 6)
Menurut sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, juga pendapat Ikrimah, Mujahid, dan Al-Hasan Al-Bashri –semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati mereka– ayat ini turun berkenaan dengan musik dan nyanyian. (lihat Tahrim Alatith Tharbi, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu, hal. 142-144)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sampai mengatakan, “Musik/nyanyian akan menumbuhsuburkan kemunafikan di dalam qalbu.” (Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Dzammul Malahi dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 10)
Al-Imam Malik rahimahullahu ketika ditanya tentang sebagian penduduk Madinah yang membolehkan nyanyian, beliau menjawab, “Sungguh menurut kami, orang-orang yang melakukannya adalah orang fasik.” (Diriwayatkan Abu Bakr Al-Khallal rahimahullahu dalam Al-Amru bil Ma’ruf dan Ibnul Jauzi rahimahullahu dalam Talbis Iblis hal. 244 dengan sanad yang shahih)
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullahu berkata, “Telah sepakat ulama di berbagai negeri tentang dibenci dan terlarangnya nyanyian.”
(Tafsir Al-Qurthubi, 14/56)
Dari penjelasan di atas, jelaslah bagi kita haramnya nyanyian sebagai suara setan. Maka bila dalam sebuah rumah selalu disenandungkan lagu-lagu dan diputar musik, niscaya setan akan menempati rumah tersebut. Setan ini tentunya tidak sendiri. Ia akan memanggil bala tentaranya dari segala penjuru, lalu mereka menebarkan kerusakan dalam rumah tersebut serta membuat perselisihan serta perpecahan, kemarahan, dan kebencian di antara anggota-anggotanya. Karenanya, janganlah kita menjadikan rumah kita sebagai sarang setan, tempat mereka beranak-pinak.
Membuang lonceng dari rumah
Bila sekiranya di rumah kita ada lonceng-lonceng yang digantung serupa dengan naqus/lonceng gereja dalam hal suara ataupun model/bentuknya, walaupun tujuan kita hanya sebagai hiasan, maka singkirkanlah. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang disampaikan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيطَانِ
“Lonceng itu adalah seruling setan.” (HR. Muslim no. 5514)
Masih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia memberitakan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَصْحَبُ الْمَلاَئِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلاَ جَرَسٌ
“Para malaikat tidak akan menyertai perkumpulan/rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng (yang biasa dikalungkan di leher hewan, pen.).”(HR. Muslim no. 5512)
Para malaikat adalah tentara Ar-Rahman. Mereka selalu berada dalam permusuhan dengan tentara setan. Maka, bila di suatu tempat tidak ada tentara Ar-Rahman, siapa gerangan yang menguasai tempat tersebut? Tentu para tentara setan.
Apa sebabnya para malaikat menjauhi lonceng? Ada yang mengatakan karena jaras/lonceng menyerupai naqus yang biasa dibunyikan di gereja. Ada pula yang berpandangan karena lonceng termasuk gantungan yang terlarang bila dipasang di leher. Ada juga yang berpendapat karena suara yang ditimbulkannya. Pendapat yang akhir ini diperkuat dengan riwayat:
الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيطَانِ
“Lonceng itu adalah seruling setan.” (Al-Ikmal 6/641, Al-Minhaj 13/321)
Yang umum kita lihat, lonceng-lonceng itu digantungkan di leher hewan peliharaan. Dari lonceng tersebut keluarlah suara berirama bila hewan yang memakainya berjalan atau menggerak-gerakkan lehernya. Tentunya menggantung lonceng seperti ini dibenci dengan dalil hadits di atas.
Faedah
Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menyatakan, dering yang terdengar dari jam sebagai pengingat waktu dan yang semisalnya, tidaklah masuk dalam pelarangan, karena lonceng itu tidak digantungkan di leher hewan peliharaan dan suaranya keluar hanya di waktu-waktu tertentu sebagai pengingat. Demikian pula bel rumah yang biasa dipasang di pintu rumah, tidak masuk dalam larangan.
(Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/338)
Ada faedah penting yang juga disampaikan oleh Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu dalam kitab yang sama, kita bawakan di sini sebagai tambahan ilmu. Asy-Syaikh rahimahullahu mengingatkan tentang adanya sebagian telepon, ketika tersambung dengan nomor yang dituju namun masih menanti orang yang dituju karena sedang tidak ada di tempat (masih dipanggilkan misalnya, pen.) didapatkan adanya pesan: “Tunggulah beberapa saat, dengarkanlah terlebih dahulu musik ini!” Hal ini jelas haram karena musik hukumnya haram. Akan tetapi bila seseorang tidak mampu menghubungi orang yang diinginkan kecuali sebelumnya terdengar sambungan suara musik maka dosanya ditanggung oleh orang yang menginginkan musik tadi sebagai nada tunggu untuk nomor teleponnya. Hanya saja, kalau bisa disampaikan nasihat kepada yang bersangkutan maka disampaikan hingga musik tidak lagi menjadi nada tunggu, sekadar pesan, “Tunggulah beberapa saat!” Setelah itu diam, tidak ada suara lain, sampai akhirnya orang yang dituju berbicara.
Ada sebagian orang menjadikan bacaan Al-Qur’an sebagai nada tunggu atau nada sambung, di mana saat terhubung dengan nomor yang dituju terdengar lantunan beberapa ayat Al-Qur’an. Ketahuilah, perbuatan seperti ini justru merendahkan nilai Kalamullah, walaupun yang melakukannya tidak bermaksud demikian. Al-Qur’an turun kepada kita untuk sesuatu yang lebih mulia dan lebih agung daripada hal tersebut. Al-Qur’an turun untuk memperbaiki qalbu dan amalan-amalan. Al-Qur’an tidak turun untuk dijadikan nada tunggu pada telepon dan selainnya. Selain itu, terkadang yang menghubungi kita bukanlah orang yang mengagungkan Al-Qur’an, tidak perhatian terhadapnya dan terasa berat baginya mendengar sesuatu dari Kitabullah. Terkadang juga yang menghubungi kita seorang Nasrani, seorang kafir, atau seorang Yahudi. Ia dengar Al-Qur’an tersebut lalu ia menyangka itu adalah nyanyian, karena ia tidak kenal dengan Al-Qur’an, apalagi bila ia bukan orang Arab yang mengerti bahasa Arab. Dengan begitu tidaklah diragukan, perbuatan demikian justru merendahkan Al-Qur’an. Karenanya, kepada orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nada tunggu dinasihatkan: bertakwalah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala! Kalamullah itu lebih mulia untuk dijadikan sebagai nada tunggu!
Adapun kata-kata hikmah yang ada riwayatnya atau hadits yang ada riwayatnya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah terlarang dipakai sebagai nada tunggu, seperti hadits:
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ
“Tinggalkan apa yang meragukanmu menuju kepada apa yang tidak meragukanmu.”
مَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرضِهِ
“Siapa yang berhati-hati dari perkara syubhat maka sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya.”3 Wallahu ta’ala a’lam.
(Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/338-339)
- Tidak menempatkan gambar dan patung di dalam rumah
Gambar dan patung yang dimaksudkan di sini adalah yang berupa/berbentuk makhluk bernyawa (hewan dan manusia)4. Gambar dan patung seperti ini harus disingkirkan dari rumah, terkecuali boneka untuk mainan anak perempuan, demikian kata Al-Qadhi rahimahullahu.
(Al-Minhaj, 14/308)
Namun boneka ini tidak boleh dalam bentuk yang detail, sebagaimana jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ketika ditanya tentang masalah ini.
(lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh, no. 329, 2/227-278)5
Makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mulia, para malaikat, tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar dan patung. Sementara seperti yang telah kita katakan, bila para malaikat keluar dari rumah, niscaya yang bersarang di dalam rumah tersebut adalah para setan karena rumah itu adalah rumah yang buruk.
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah membeli namruqah yang bergambar (makhluk hidup). Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat namruqah tersebut beliau hanya berdiri di depan pintu, enggan untuk masuk ke dalam rumah. Aisyah radhiyallahu ‘anha pun mengetahui ketidaksukaan tampak pada wajah beliau. Aisyah radhiyallahu ‘anha berucap:
أَتُوبُ إِلَى اللهِ، مَاذَا أَذنَبْتُ؟ قَالَ: مَا هَذِهِ النَّمْرُقَةُ؟ قُلتُ: لِتَجْلِسَ عَلَيْهَا وَتَوَسَدَّهَا. قَالَ: إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يُعَذَّبُونَ يَومَ الْقِيَامَةِ، يُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوا مَا خَلَقتُمْ؛ وَإِنَّ الْمَلاَئِكِةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ الصُّوَرةُ
“Aku bertaubat kepada Allah, apa gerangan dosa yang kuperbuat?” Rasulullah menjawab, “Untuk apa namruqah ini?” “Aku membelinya agar engkau bisa duduk di atasnya serta menjadikannya sebagai sandaran,” jawab Aisyah. Rasulullah kemudian memberikan penjelasan, “Sungguh pembuat gambar-gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka, ’Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan’ dan sesungguhnya rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar (bernyawa) tidak akan dimasuki para malaikat.”
(HR. Al-Bukhari no. 5957 dan Muslim no. 5499)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5511)
Tidak memelihara anjing atau membiarkan anjing masuk ke dalam rumah
Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ
“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Al-Bukhari no. 3225 dan Muslim no. 5481)
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan:
وَاعَدَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم جِبرِيلُ فِي سَاعَةٍ يَأتِيهَا فِيهَا، فَجَاءَتْ تِلْكَ السَّاعَةُ وَلَمْ يَأتِهِ، وَفِي يَدِهِ عَصًا فَأَلقَاهَا مِنْ يَدِهِ وَقَالَ: مَا يُخلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلاَ رُسُلُهُ. ثُمَّ الْتَفَتَ فَإِذَا جِرْوُ كَلْبٍ تَحْتَ سَرِيرٍ، فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ، مَتَى دَخَلَ هَذَا الْكَلْبُ هَهُنَا؟ فَقَالَتْ: مَا دَرَيتُ. فَأَمَرَ بِهِ فَأُخرِجَ فَجَاءَ جِبْرِيلُ، فَقالَ رَسُولُ اللهِ :nوَاعَدْتَنِي فَجَلَسْتُ لَكَ فَلَمْ تَأتِ. فَقَالَ: مَنَعَنِي الْكَلْبُ الَّذِي كَانَ فِي بَيْتِكَ، إِناَّ لاَ نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ
Jibril berjanji kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangi beliau di suatu waktu. Maka tibalah waktu tersebut namun ternyata Jibril tak kunjung datang menemui beliau. Ketika itu di tangan beliau ada sebuah tongkat, beliau melemparkan tongkat tersebut dari tangan beliau seraya berkata, “Allah dan para utusannya tidak akan menyelisihi janjinya.” Beliau lalu menoleh dan ternyata di bawah tempat tidur ada seekor anjing kecil. Beliau berkata, “Ya Aisyah, kapan anjing itu masuk ke sini?” “Saya tidak tahu,” jawab Aisyah. Beliau lalu menyuruh anjing itu dikeluarkan. Setelah itu datang Jibril. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau berjanji kepadaku untuk datang di waktu tadi, aku pun duduk menantimu namun ternyata engkau tidak kunjung datang.” Jibril memberi alasan, “Anjing yang tadi berada dalam rumahmu mencegahku untuk masuk karena sungguh kami tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan tidak pula masuk ke rumah yang ada gambar.” (HR. Muslim no. 5478)
Dengan demikian, haram bagi seorang muslim memelihara anjing7 tanpa ada kebutuhan, terkecuali anjing untuk berburu, anjing penjaga kebun, atau penjaga hewan ternak/peliharaan, sebagaimana pengecualian yang disebutkan dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yang akan datang penyebutannya.
Apakah boleh memelihara anjing untuk menjaga rumah? Dalam hal ini ada perselisihan pendapat. Satu pendapat mengatakan tidak boleh sesuai zhahir hadits yang ada. Namun pendapat yang paling shahih menurut Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu adalah boleh dikarenakan ada kebutuhan, wallahu a’lam. (Al-Minhaj, 10/480)
Barangsiapa memelihara anjing tanpa kebutuhan maka ia terkena ancaman hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَطاَنِ
“Siapa yang memelihara anjing kecuali anjing penjaga ternak atau anjing berburu berkurang dua qirath pahala amalannya setiap hari.”
(HR. Al-Bukhari no. 5482 dan Muslim no. 3999)
Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menyatakan, anjing itu memiliki beragam warna, namun khusus anjing berwarna hitam dinyatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai setan ketika dipertanyakan kepada beliau, “Apa bedanya anjing merah atau anjing putih dengan anjing hitam?” Beliau menjawab:
الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيطَانٌ
“Anjing hitam adalah setan.”
Anjing hitam ini bila lewat di hadapan orang yang sedang shalat akan memutus shalat orang tersebut sehingga ia harus mengulangi shalatnya dari awal. Demikian pula bila anjing ini lewat di antara orang yang shalat dan sutrahnya.
Mayoritas ulama berpendapat, anjing hitam tidak boleh dijadikan anjing pemburu karena anjing ini setan, walaupun ia telah diajari dan ketika dilepas untuk berburu pemiliknya telah mengucapkan basmalah. Sebagaimana orang kafir dari kalangan bani Adam yang tidak halal bagi kita memakan hewan buruannya, terkecuali bila ia seorang Yahudi atau Nasrani, demikian pula setan berupa anjing tidak sah buruannya.
Adapun anjing selain warna hitam tidaklah membatalkan shalat dan boleh dijadikan hewan pemburu sesuai syarat-syarat yang diterangkan para ulama.
Sementara memelihara anjing tanpa kebutuhan hukumnya haram termasuk dosa besar. Sebagai hukumannya, orang yang memelihara anjing itu dikurangi pahala amalannya setiap hari sebesar dua qirath. Satu qirath sendiri kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah semisal gunung Uhud. Dikecualikan dari pengharaman ini adalah bila anjing itu dipelihara untuk dijadikan hewan pemburu atau penjaga ladang agar tidak dirusak oleh hewan-hewan ternak, atau anjing itu dipelihara sebagai penjaga ternak, baik berupa unta, kambing, ataupun sapi. Sehingga ternak-ternak ini terjaga dari serigala ataupun dari pencuri. Anjing bisa pula dimanfaatkan untuk menjaga harta, misalnya seseorang memiliki harta di satu tempat dan tidak ada penjaga keamanan (seperti satpam) di tempat tersebut, lalu ia memanfaatkan anjing sebagai penjaga hartanya. Hal ini dibolehkan. Adapun selain kepentingan yang telah disebutkan maka hukumnya haram.
Termasuk hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia jadikan yang buruk itu untuk yang buruk dan yang jelek untuk yang jelek. Orang-orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani, dan atheis di negeri timur ataupun barat, biasa memelihara anjing yang mereka rawat sedemikian rupa dengan penuh kasih sayang. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan orang-orang yang buruk dan jelek tersebut menyayangi hewan yang buruk… (Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/334-336)
Hendaklah peringatan yang seperti ini menjadi perhatian kita. Karena ada di antara keluarga muslim, yang mungkin mereka jahil (tidak tahu) atau bersikap masa bodoh atau sok meniru orang Barat, memelihara anjing di rumah mereka sebagai hewan kesayangan keluarga. Anjing tadi bebas keluar masuk ke rumah tuannya. Bahkan masuk ke kamar dan ikut tidur di tempat tidur tuannya. Anjing itu pun biasa menjilati bejana/wadah makan dan minum mereka, sementara pemiliknya tiada perhatian akan hal ini. Padahal bejana/wadah tadi ternajisi karenanya dengan najis yang berat sehingga pembasuhannya harus sampai tujuh kali, salah satunya dengan tanah, sebagaimana datang pengajarannya dari As-Sunnah yang shahihah8.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab. (insya Allah bersambung)
Referensi
1 Lihat pembahasan lebih detail tentang musik dan lagu dalam rubrik Kajian Utama Majalah Asy-Syariah edisi 40.
2 Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasa’i, dishahihkan dalam Al-Irwa’.
3 HR. Al-Bukhari dan Muslim.
4 Pembahasan tentang hukum gambar bernyawa pernah dimuat secara bersambung dalam majalah Asy-Syariah edisi 21, 22, dan 23.
5 Lihat kembali fatwa tentang boneka yang pernah dimuat dalam majalah Asy-Syariah edisi 23, pada rubrik Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah.
6 Namruqah adalah bantal-bantal yang dijejer berdekatan satu dengan lainnya, atau bantal yang digunakan untuk duduk. (Fathul Bari, 10/478)
7 Pernah datang larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membunuh semua anjing kecuali anjing berburu atau anjing penjaga kambing/ternak. Namun kemudian larangan tadi mansukh (dihapus), sehingga semua anjing tidak boleh dibunuh, kecuali anjing yang berwarna murni hitam dan punya dua titik putih di atas kedua matanya. Sebagaimana hal disebutkan antara lain dalam hadits berikut ini:
Jabir ibnu Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami membunuh anjing-anjing, sampai ada seorang wanita datang dari dusun membawa anjingnya kami pun membunuh anjingnya. Kemudian setelahnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh anjing… ” (HR. Muslim no. 3996)
8 Yaitu hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَن يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابٌِ
“Sucinya bejana salah seorang kalian bila dijilati (bagian dalamnya) oleh anjing adalah dengan mencucinya sebanyak tujuh kali, cucian pertamanya dengan tanah.” (HR. Muslim)
Dalam satu lafadz ada tambahan:
فَلْيُرِقْهُ
“Tuanglah airnya ke tanah.”
Maksudnya sebelum bejana tadi dicuci, hendaknya air yang ada di dalamnya dituang/dibuang.
Sumber : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah Judul: Membentengi Rumah dari Setan
No comments:
Post a Comment