Saturday 20 September 2014

Berbagai Penyakit Misterius "Indikasi SIHIR dan campur tangan JIN" (FAKTA)

1. Safira (3 tahun), mengeluarkan belasan paku dari betis
Penghujung tahun 2011, tim dokter RSUD Andi Makassau, Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan mengeluarkan 25 besi menyerupai paku dan 1 jarum suntik dari betis seorang gadis usia 3 tahun. Tidak terungkap bagaimana benda itu bisa masuk ke dalam tubuh si gadis.









 2. Supiyati (25 tahun), mengeluarkan 107 paku berkarat dari kaki dan tangan Sebanyak 107 benda asing berupa paku berakarat, jarum dan kawat keluar dari tangan dan kaki seorang perempuan di Dlingo, Bantul, Yogyakarta pada September 2012.




 Diagnosis dokter, perempuan asal Sumatra ini mengalami corpus alienum cruris multiple dan abces bilateral multiple. Sempat dinyatakan bersih, tetapi benda asing itu muncul lagi dan baru teratasi setelah didoakan /di ruqyah seorang ustadz. dari Jogya yakni Ustad Fadhlan


berikut beritanya
 http://metafisis.net/2012/10/04/ustadz-fadlan-mengeluarkan-benda-sihir-dari-dalam-tubuh-supiati/






4. Sugiono, memuntahkan gunting dan seng
Pemuda asal Simalungun, Sumatera Utara ini memuntahkan benda-benda tajam seperti paku, jarum, kaca, ujung gunting dan seng pada sekitar bulan September 2010. Sempat dirawat di Puskesmas karena sakit luar biasa di bagian perut, namun dokter menyatakan tidak ada penyakit apapun.
 




"Kalau mau muntah, perut saya langsung terasa sakit. Kemudian saat muntah, keluar benda aneh-aneh," kata Sugiono yang akhirnya memilih berobat ke dukun, lalu dinyatakan kena santet. Beruntung, benda-benda tajam itu tak melukai kerongkongannya.





5. Dwi Priyo Santoso (25), puluhan jarum bersarang di kepala
Puluhan jarum yang bersarang di kepala Dwi Priyo Santoso sejak 2007, diyakini karena santet atau guna-guna. Dwi terkena guna-guna setelah ibunya yang seorang janda, Mariani, menolak seorang pria yang menaruh hati padanya 5 tahun lalu


 Setelah beberapa kali dibawa ke dukun, akhirnya Dwi berobat ke RS Mardi Waluyo, Blitar. Pihak RS merujuk Dwi agar berobat ke RS Syaiful Anwar, Malang. Namun tim dokter menduga logam mirip jarum yang bersarang di kepala Dwi adalah susuk dan dari situ dokter menduga Dwi menderita tumor hidung.





6. Noorsyaidah ,Manusia Kawat
NORSYAIDAH terus menahan sakit dari penyakit aneh yang dideritanya. Di perut dan dada perempuan berusia 40 tahun ini, bermunculan puluhan batang kawat berduri sepanjang sekitar 20 cm.

"Mungkin Allah SWT ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa dengan kekuasan-Nya, apapun bisa saja terjadi, dan sayalah orang yang dipilih untuk memperlihatkan kekuasan-Nya itu, maka itu saya harus menjalaninya dengan tabah," kata Noor dengan pasrah.

Saat ditemui Tribun di kediaman saudara perempuannya di Jl Merdeka III, Samarinda Ilir, Noor terpaksa harus berjalan membungkuk, karena menghindari kawat-kawat di tubuhnya itu akan mengenai baju kaos berwarna merah yang dikenakannya. Bahkan, Noor pun hanya bisa duduk dipinggir kursi dan tetap membungkuk, karena sedikitpun dia bergerak maka kawat ditubuhnya itu akan menyentuh kain bajunya, dan akan terasa nyeri dirasakannya.

"Ini karena ada Mas (Tribun) saja saya pakai baju, karena biasanya saya tidak pakai baju, karena terus terang saja kawat-kawat ini kalau menyentuh barang apa saja, rasanya sangat sakit sekali," ujarnya sembari menyingkap bajunya dan memperlihatkan kawat-kawat yang tumbuh dibagian perutnya itu.

Guru aktif TK Al-Quran di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya itu dialami sejak tahun 1991 lalu. Tanpa sebab-musabab kawat-kawat itu tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat itu dia sedang akan menyelesaikan kuliahnya di Universitas Mulawarman (Unmul) Fakultas Sospol.

"Tapi kalau dulu, hanya sekitar seminggu saja, kawat-kawat itu berjatuhan sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian baru bermunculan lagi.


Guru aktif TK Al-Quran di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas Mulawarman Samarinda. "Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi. Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita sekali, " katanya. Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari dirinya. "Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.

Source: http://www.mediametafisika.com/2013/08/kisah-nyata-sang-manusia-kawat-puluhan_3386.html
Disalin dari WWW.MEDIAMETAFISIKA.COM | kontent ini memiliki hak cipta.

Source: http://www.mediametafisika.com/2013/08/kisah-nyata-sang-manusia-kawat-puluhan_3386.html
Disalin dari WWW.MEDIAMETAFISIKA.COM | kontent ini memiliki hak cipta.
Guru aktif TK Al-Quran di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas Mulawarman Samarinda. "Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi. Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita sekali, " katanya. Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari dirinya. "Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.

Source: http://www.mediametafisika.com/2013/08/kisah-nyata-sang-manusia-kawat-puluhan_3386.html
Disalin dari WWW.MEDIAMETAFISIKA.COM | kontent ini memiliki hak cipta.
Guru aktif TK Al-Quran di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas Mulawarman Samarinda. "Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi. Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita sekali, " katanya. Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari dirinya. "Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.

Source: http://www.mediametafisika.com/2013/08/kisah-nyata-sang-manusia-kawat-puluhan_3386.html
Disalin dari WWW.MEDIAMETAFISIKA.COM | kontent ini memiliki hak cipta.
Guru aktif TK Al-Quran di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas Mulawarman Samarinda. "Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi. Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita sekali, " katanya. Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari dirinya. "Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.

Source: http://www.mediametafisika.com/2013/08/kisah-nyata-sang-manusia-kawat-puluhan_3386.html
Disalin dari WWW.MEDIAMETAFISIKA.COM | kontent ini memiliki hak cipta.














Sembuhkan Penyakitmu dengan Ruqyah Syarr'iyyah



RUQYAH TEAM MOJOKERTO
Untuk pemesanan Teh Ruqyah Herbal QHI

082138064460 
pin BB 24CDADD
Bp Andi



No comments:

Post a Comment