Saturday, 2 July 2016

Lebih Dalam Tentang JIN TURUNAN Atau Jin Nasab (dari sebuah diskusi)







 Dari mana asal jin nasab dan Sejak kapan jin tersebut ada?
(bahasa malaysia Jin Saka)
Jin nasab berasal dari leluhur kita. Biasanya diantara mereka (orang tua, kakek, buyut dst) pernah “bekerjasama’ dengan bangsa jin. Kerja sama berupa kesaktian, ilmu kanuragan, pusakan dan lain-lain. Jin memberikan sesuatu pada leluhur kita

Diagnosa penting dalam ruqyah, dari diagnosa kita bisa mengambil kesimpulan, ciri ciri gangguan jin saat bangun, tidur, ciri pada tubuh itu adalah diagnosa.

Ciri gangguan jin pada rumah, ciri gangguan jin sihir itu adalah diagnosa dan penamaan Jin Nasab adalah sebuah bagian dari Diagnosa




Jin yang mengganggu keturunan (Jin Nasab/ saka).
==============
Oleh Perdana Akhmad, S.Psi (Founder QH)
Sebab jin mengganggu keturunan (Jin Saka) karena :
1. Jin menjadi khodam turunan.
Ada salah satu anggota keluarga yang sudah meninggal yang mengikat perjanjian dengan jin bahwa akan menjaga anak cucunya maka jin itu akan menjadi khodam yg menjaga anak cucunya.
2. Sihir yang mengenai generasi kegenerasi.
Ada seseorang meminta bantuan jin agar mengganggu seluruh keturunan seseorang yang dibencinya, maka setelah kematian / kesakitan salah satu anggota keluarga akan berlanjut pada anggota keluarga lainnya bahkan anak cucunya.
3. Ritual yang melibatkan jin oleh para pendahulunya /leluhurnya, jika ritual itu tidak dilakukan oleh anak cucu atau keturunannya maka akan diganggu oleh jin yg meminta agar ritual itu dilakukan lagi.
4. Ilmu sihir yang dipelajari leluhur.
Setelah leluhurnya meninggal maka anak cucunya yang terpilih mau tidak mau, suka atau tidak suka akan diturunkan ilmu sihir serupa yang dimiliki leluhurnya.
5. Sakit keturunan turun temurun.
Setiap keturunan memiliki penyakit serupa, ini bisa diakibatkan ulah jin nasab.
6. Tumbal pesugihan.
Leluhurnya / keluarga seseorang yg lebih tua melakukan pesugihan maka jin akan meminta tumbal dari anak cucunya yg akan terkena dampaknya.
7. Benda keramat.
Benda keramat (jimat,wifiq, aufaq, rajah, keris, besi kuning dll) peninggalan leluhur, khodamnya bisa mengganggu anak cucunya.
Wallahu a'lam.
cek juga di
http://tehruqyahherbal.blogspot.co.id/2015/01/kupas-tutas-jin-turunan-atau-jin-nasab.html

selanjutnya dalam sebuah diskusi
Ada pernyataan  bahwa jin turunan itu ngga ada karena dosa seseorang tidak bisa ditanggung orang lain...

Gangguan Jin Nasab / jin Turunan Tidak Ada
Adakah dosa waris? Maksudnya apakah dalam Islam menghukumi orang lain karena kesalahan yang lain padahal orang lain yang dihukumi tadi tidak bersalah. Adakah dosa waris seperti itu dalam Islam?
Allah Ta’ala berfirman,
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺰِﺭُ ﻭَﺍﺯِﺭَﺓٌ ﻭِﺯْﺭَ ﺃُﺧْﺮَﻯ
“ Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain .” (QS. Al-An’am: 164)
Makna ayat ini kata Ibnul Jauzi dalam Zaad Al-Masiir ,
ﻻ ﻳﺆﺧﺬ ﺃﺣﺪ ﺑﺬﻧﺐ ﻏﻴﺮﻩ
“Janganlah hukum seseseorang karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang lain.”
Ibnu Katsir menerangkan pula dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim bahwa demikianlah balasan, hukum dan keadilan dari Allah. Setiap orang akan dibalas sesuai dengan amalan yang ia perbuat. Jika amalan tersebut baik, maka kebaikan yang akan dibalas. Jika yang diperbuat jelek, maka jelek pula yang dibalas. Ingatlah, seseorang tidak akan memikul dosa yang diperbuat oleh orang lain. Itulah keadilan Allah Ta’ala.
Jadi tidak Ada orang tua melakukan dosa lalu anak nya yang di hukum , dimanakah letak keadilan Allah orang tidak melakukan dosa ke hukuman ? Begitu juga dengan jin nasab dan jin turunan itu hanya ocehan ocehan jin fasik ,jin dholim saja sehingga manusia itu mempercayai nya
__________
1. Tlh dimaklumi oleh para salaf hg salafiyyunnya bhw berdasarkan nash2 yg ada TIDAK ADA DOSA TURUNAN SBGMN AQIDAH KAUM NASHORO. Bhln syi'ahpun sepakat.
2. Tdk dalil yg menegaskan bhw jin NASAB / TURUNAN itu ada dn terjdi.
Dalilnya adalah albaqoroh ayat 102 sihir itu tak akan berarti atau membawa mudhorot tanpa kehendak Allah ta'ala


JAWABAN TENTANG INI..........


Alangkah tidak adilnya Allah saat orang tua yg memelihara jimat tp yg kena malah anak cucunya...

Bgitulah sekilas tentang tulisan penolakannya
Dalam beberapa statementnya ada yg saya stujui dan BANYAK yg saya tolak...

Diantara yg saya setujui adalah :

Jin para leluhur tidak bisa menurun secara OTOMATIS ke setiap anak pada generasi selanjutnya...

Mereka memilih anak2 yg mempunyai "bakat" dalam melanjutkan perjanjian leluhurnya di kemudian hari... jika sudah ada anak yg terpilih, maka ia akan membisikkan ke dalam hati majikan lamanya utk segera mengkader cucunya itu, baik dgn cara bersalaman, ditiup ubun2nya, dielus-elus sambil dijampi, ataupun diminumi sesuatu....

Adapun bakat yg dimaksud di sini adalah bawaan sifat, karakter, segi ibadah yg kurang, keimanan yg loyo, dan fisik yg mendukung..

Dari segi sifat biasanya mereka mencari mana anak cucu yg sifatnya paling sama dan dominan dgn majikan lamanya...

Biasanya sifat yg dicari adalah sifat keras, mau menang sendiri, telonyoran (berani tapi nekat), hobi ribut, dan ngeyelan...
Sifat smacam ini dipilih oleh jin yg dulunya digunakan utk kesaktian, beladiri, kekekebalan, kewibawaan, dan yg smacamnya...

Adapun sifat dan karakter yg cenderung lemah dan mellow, maka lebih dominan dipilih oleh jin pertapa yg digunakan untuk meramal, menerawang, kepekaan daya batin yg dahsyat melalui wangsit/firasat syaithaniyah, dan yg smisalnya...

Setan ngga akan pernah takut dgn ibadah fisik yg dilakukan walau sebanyak apapun si calon penerus mengerjakannya.....
Bahkan di beberapa kasus, justru anak yg ibadahnya paling rajin yg malah terpilih menjadi majikan baru...

Selain karena jin tidak suka dengan ibadahnya, ternyata para "majikan baru" ini berwatak keras, ngeyelan, sombong, sok jago, ngomongnya nyelekit, pendendam, hobi mengumpat, baper yg sangat keterlaluan, pemalu yg berlebihan, antisosial, pemendam rasa, dan berbagai karakter yg menjadikan ibadahnya tidak menerangi hati dan tidak membawa perubahan apa2 dalam hidupnya...

Dan yg paling utama adalah minimnya pengetahuan ttg TAUHID walau ibadahnya rajin...

Selengkapnya silahkan baca kitab Ighatsatul Lahfan karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah, karena saya ngga mau bahas lebih detail soal itu...

Yg perlu saya luruskan adalah statement beliau yg mengatakan bahwa jin tanjakan itu ngga ada.... adanya jin turunan...!!!

Setelah ada poin yg disepekati bersama, maka kini kita akan membahas poin-poin rancu yg banyak menjadi perselisihan dan perdebatan sengit antar peruqyah...

1.Jin turunan tidak ada, karena setiap manusia menanggung dosanya masing-masing, dan dosa tidak diturunkan ke anak...

2.Tidak ada dalil masalah jin turunan, perkara ghoib itu butuh dalil

3.Jin menganggu karena sifat dasarnya adalah pengganggu, mereka tidak melihat siapa leluhurnya jika akan mengganggu manusia

Ok... kita bakal preteli satu persatu insya Allah...

1.Betul bahwa di dalam al-Quran Allah Ta'ala berfirman :

ولا تزر وازرة وزر أخري

"Dan seorang yg berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.." ( ayat ini terletak pada banyak surat di al-quran, diantaranya adalah surat al-An'aam ayat 164 juz 8)

Namun pembahasan dosa dgn gangguan jin leluhur itu ibaratnya sepeti dua kendaraan yg berbeda arah...
Yg pertama arah pembahasannya adalah ranah DOSA, yg kedua ranah pembahasannya adalah EFEK perjanjian dengan jin...

Memang betul dosa pemelihara khodam itu ditanggung dirinya sendiri, dosa penghamba pusaka ditanggung dirinya sendiri, dan dosa pengagung jimat juga ditanggung dirinya sendiri...

Tp kita msti lihat dari sisi lain, yakni tentang "SIAPA YG ENGKAU AJAK BERSERIKAT DALAM PERBUATAN DOSA BESAR INI?!"

Contoh;

KORUPSI itu kesalahan PRIBADI...
Namun EFEK-nya MENYELURUH...
walaupun rakyat TIDAK ikut DIPENJARA, tapi rakyat terkena IMBAS dari ulah pemimpinnya yg korupsi...

Begitu juga para penghamba pusaka sakti, pemelihara khodam, dan para pengagung jimat...
Itu kesalahan PRIBADI...
Namun DAMPAK-nya menyeluruh..
Para pelaku kelak akan dihukum karena perbuatan syirik mereka,
Anak cucunya TIDAK DIHUKUM tp mereka akan terkena IMBAS dari jin yg selalu menuntut majikan BARU...

Semua dari kita pasti tau bahwa jin itu bukan benda jamadat alias benda mati...
Dia hidup, dia bergerak, dia punya akal, punya nafsu, bisa menyerang, suka usil, ada yg islam ada yg kafir, berbangsa-bangsa persis seperti MANUSIA... (silahkan liat surat al-Jin) maka dari itu makhluq ini tidak bisa diremehkan...

Guru kami syaikh Wahid 'Abdussalam Bali hafidzahullah menjelaskan perkara yg serupa dengan kasus JIN TURUNAN, yg mana jin khodam bisa mengganggu keturunan penyihir...
Di dalam kitabnya, Ash-Shaarimul Battaar Fi At-Tashaddiy Lis-Sahartil Asyraar cetakan ke 22 maktabah Daaru Anas bin Malik hal.65, beliau berkata :

فيقوم الساحر بتسخير هذا الجني لأعمال الشر التي يريدها، فإن عصاه الجني تقرب الساحر إلي زعيم القبيلة بأنواع من العزائم التي تحمل في طياتها تعظيم هذا الزعيم و الاتغاثة من دون الله تعالي، فيقوم هذا الزعيم بمعاقبة الجني و أمره بطاعة الساحر، أو تسخير غيره لخدمة هذا الساحر المشرك..
ولذلك نجد بين الساحر و الجني المسخر لخدمته علاقة كره و بغض..
ومن هنا نجد هذا الجني كثيرا ما يؤذي الساحر في أهله و أولاده، أو ماله، أو غير ذلك

"Penyihir menaklukan jin agar mereka mau melakukan perbuatan jahat yg ia kehendaki...

Apabila jinnya membangkang, maka penyihir akan mendekatkan diri pada raja jin dengan berbagai mantra yg di dalamnya terdapat pengagungan kepada Raja jin dan permohonan pertolongan pada selain Allah Ta'ala..

Kemudian Raja jin akan menghukum jin pembangkang dan menyuruhnya utk taat kpada si penyihir atau pada orang yg ditugasi utk dilayani oleh penyihir musyrik ini...

Maka kami melihat bahwa ada hubungan kebencian antara penyihir dengan jin peliharaannya dalam melayaninya..

Dan dari sinilah kami menemukan bahwa kebanyakan jin MENGGANGGU si penyihir, baik pada KELUARGA dan ANAK-ANAKnya, hartanya, dsb..."

Inilah bukti nyata KERUGIAN BESAR karena bersekongkol dengan JIN.. semua KELUARGA bisa kena ganggu walau satu orang yg mengadakan perjanjian..

Allah Ta'ala berfirman dalam surat al-Jinn :

و أنه كان رجال من الإنس يعوذون برجال من الجن فزادوهم رهقا

"Dahulu ada sebagian lelaki dari manusia meminta perlindungan kpada lelaki dari bangsa jin, maka bertambahlah kesesatannya.."

Kata As-Sudy dalam tafsir ibnu Katsir cetakan daru thayyibah jilid 8 hal.239 :

فإذا عاذ بهم من دون الله، رهقتهم الجن الأذي عند ذلك

"Apabila seseorang memohon perlindungan selain Allah pada mereka (bangsa jin), maka jin akan MENGGANGGU manusia saat itu juga.."

Dari 'ikrimah pada kitab yg sama, jilid dan halaman yg sama dia berkata :

فيقول سيد القوم : نعوذ لسيد هذا الوادي.
فقال الجن : نراهم يفرقون منا كما نفرق منهم. فدنوا من الإنس فأصابوهم بالجنون و الخبل

"SEORANG pemimpin kabilah berkata : "KAMI MEMOHON PERLINDUNGAN PADA JIN PEMBESAR LEMBAH INI.."

Saat itu para jin yg mendengar berrucap: "Kami melihat mereka ternyata juga takut pada kita sebagaimana kita dulu takut pada mereka..!!!"
Lalu para jin itu mendekati manusia dan menjadikan "MEREKA" GILA dan BEBAL.."

Laa haula wa laa quwwata illaa billaah...

Ini lebih mengerikan lg.. SATU orang yg meminta perlindungan pada JIN, akhirnya SEMUA orang ikutan diganggu jin...

Padahal mereka yg ikut diganggu bukan keturunannya...
Jika yg bukan keturunan aja diganggu, maka apalagi yg KETURUNAN ???

Dan ini secara tidak langsung sudah bisa mewakili pernyataan beliau nomer DUA ttg dalil jin leluhur yg mengganggu...

Walaupun tidak terperinci telah banyak dalil di dalam al-Quran bahwa jin itu dapat ngikut pada anak cucu keturunan kita...

Dalam pembahasan poin kedua ini sebenarnya kita butuh bahas detail soal pembagian ghaib... krn waktu yg mepet menjelang buka puasa, maka insya Allah akan saya sambung lg poin-poin berikutnya pada kesempatan mendatang...

Baarakallaahu fiikum... selamat berbuka puasa smoga amal ibadah kita dterima oleh Allah Ta'ala... aamiin

Muhibbukum fillah
Abu Fuwaizir el-Musyaffa (MFH)

lanjutan lagi sebuah ulasan dari
Rizky Prayudha Perdana (dari jawaban di FB)

 Kasus yang dibahas adalah Jin Nasab. Yang sering orang katakan adalah gangguan jin yang berasal dari perilaku orang tuanya di masa lampau yang bersekutu dengan jin.

Saya mengkategorikan dari Jin nasab ini adalah sebagai penyakit. Kenapa? Karena akibat dari penyakit ini ada bahagian dari tubuh yang sakit diakibatkan oleh "penyakit" Jin nasab ini. Bisa penyakit yg terdeteksi medis maupun yg non Medis (Ruhiyahnya yang sakit).

Kok kenapa bisa dikatakan jin turunan? emang jaman rasulullah ada yang begitu? mana dalilnya?

Sebentar dulu, ruqiyah ini ranahnya apa dulu? Tauqifiyah? Atau Tajribah?

kalau tauqifiyah harus full berdasarkan dalil ga boleh pake istilah pengalaman dan penelitian. Kalau masuk ranah Tajribah maka bahasan bisa dilanjutkan dan tidak terlepas dengan penelitian dan pengalaman.

Pernah dengar istilah orang tua yang punya penyakit diabetes maka anaknya mempunyai resiko atau kemungkinan lebih besar terkena diabetes juga? Atau tentang penyakit jantung. Pun sama jika ortunya punya riwayat sakit jantung maka anaknya juga memiliki kemungkinan punya penyakit jantung juga. Berdosakah anak ini? Yang lebih real ketika ortunya seorang perokok lalu anaknya terkena pnumonia atau penyakit paru2 akibat bapaknya yg merokok. Pernah dengar kan ya? Jika iya, apakah lantas anak ini dikatakan mewarisi dosa orang tuanya? Tentu tidak! Ini masalah penyakit. Bukan tentang perkara dosa atau tidak. Bapaknya yang menyebabkan anak ini sakit karena terpapar asap rokok. Bukan karena dosa merokok bapaknya pindah ke anaknya.

loh ini kan bukan tentang penyakit medis. beda lagi.

Okelah kita bicara tentang ruhiyah. Pernah dengar jika seorang ibu stress maka anaknya atau bayinya bisa ikutan stress tanpa sebab yg jelas? katakanlah ibu ini stress karena suaminya dipenjara berbuat kriminal. Apakah dosa ayahnya turun ke anaknya sehingga menjadi stress? Enggak, karena ini adalah penyakit kejiwaan bukan dosa yang diturunkan. Ibu anak stress maka anaknya ikut stress ini sudah ada penelitiannya dan sudah dijurnalkan secara ilmiah.
 adapun berbicara dosa dan tidak dosa itu masuk ranah aqidah. Saya setuju dosa itu tidak mungkin diwariskan. Betul kalau diwariskan itu memang tidak adil. Siapa yang mau menanggung dosa tiba2. Iya gak?

Tapi kalau penyakit berbeda. Tidak serta merta orang yang sakit sama dengan yg berdosa. Nabi ayub diberi penyakit bisul bejibun ditubuhnya apakah beliau berdosa? Enggak tapi itu ujian dari Allah agar dijadikan ibroh buat kita tentang sabar.

Begitu pun dengan penyakit jin nasab ini. Jgn dikaitkan ini dengan dosa tapi ini adalah penyakit yang harus disembuhkan dimana ini adalah efek dari kerjaan leluhurnya atau ortunya yang berbuat musyrik. Akibatnya anaknya menanggung penyakit gangguan jin. persis konsepnya seperti penyakit diabetes. Ortunya yg diabetes mungkin gila2an makan yg manis2 sampai terkena diabetes. katakanlah itu dosanya sehingga dia menjadi diabetes. Eh anaknya juga kena diabetes padahal makannya normal2 aja. Setuju kan anaknya tidak berdosa? Tapi ayahnya saja yg berdosa. Anaknya hanya terkena efek penyakit dr ortunya saja.

pendukung  Quran dan hadist
Dalilnya:
“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka. Tidaklah janji setan itu kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)

 Syetan dari kalangan jin diberi izin oleh Allah untuk menguasai harta dan anak manusia yg menjadikannya pemimpin... Wallahu A'lam..


------
Tdk mesti manusia yg dikuasai jin (dgn izin Allah SWT.) itu berdosa...



Dari Abdullah bin Umar ra berkata : aku mendengar Rosulallah SAW bersabda : apabila Allah bermaksud menurunkan adzab kepada sebuah kaum, adzab itu akan menimpa kepada siapa saja yang ada ditengah-tengah mereka, kemudian mereka dibangkitkan sesuai dengan amal-amal mereka (HR : Muslim . 2879)... <<~~ meskipun ditengah2 kaum itu ada orang sholeh, tetap semua akan terkena adzab-Nya,,,, lalu jika gangguan jin itu adalah salah satu bentuk dari adzab Allah, dan jika menimpa suatu keluarga, maka orang2 yg ada ditengah keluarga itu akan terkena juga dampaknya atau tidak? (konteks hadits nya: adzab nya tidak pilih kasih walau orang sholeh juga terkena imbasnya)----------------
“Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya” (Fathul Bari, 9: 229)....... Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin mengumpuli istrinya, dia membaca doa: [ Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa], “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya”<<<<~~ dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua yg tidak membaca doa dalam hal tsb, maka keturunannya akan lebih berpotensi untuk diganggu setan... wAllaah a'lam

----------

contoh lain

contoh kesalahan bapak berdampak pada anaknya
=============
Diriwayatkan di dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia memberitakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallampernah bersabda, artinya,
"Nabi Sulaiman ‘alaihissalam mempunyai sebanyak enam puluh orang isteri. Suatu ketika, dia berkata, "Pada malam ini aku akan menggauli semua isteriku, sehingga semuanya akan hamil dan melahirkan seorang anak lelaki yang hebat dalam menunggang kuda (tentara berkuda) untuk berjihad di jalan Allah. Ternyata mereka (isterinya itu) semua tidak mengandung kecuali seorang saja, itu pun hanya melahirkan anak yang cacat. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Kalau Nabi Sulaiman alaihissalam mengecualikan (berkata Insya’Allah) maka setiap isterinya akan melahirkan seorang anak lelaki yang hebat dalam menunggang kuda untuk berjihad di jalan Allah." (Shahih al-Bukhari)
dalam status lainnya...

kalau yg dimaksud adalah dampak kelakuan orang tua yg membuat anak diikuti jin(kebanyakan) maka yg seperti ini sama dg anak yg punya penyakit turunan seperti diabet,darah tinggi dll(biidznillah) yg seperti ini adalah ujian sianak,gak ada hubungannya dg dosa warisan,yg ini kita terima keberadaannya,sedang kalau yg dimaksud jin nasab seperti ini saya menerimanya
2. kalau yg dimaksud jin nasab adalah salah satu jenis jin semisal ifrith,iblis,ghoilan,ummu shibyan,qorin maka jin nasab tidak ada ada referensi dalam alquran sunnah bahkan kitab salaf.ALLOHU A'LAM
[7/1, 7:07 AM] +62 852-1-***: ini sama dg kasus penamaan sholat tarowih
[7/1, 8:51 AM] +62 852-1-***: orang tua memiliki andil besar terhadap apa yg akan terjadi pada anak turunya,sampai nabi saja mengatakan bapaknyalah yg membuat dia jadi yahudi nashoro dan majusi(rosululloh tdk menyebut biidznillah),apalagi berkaitan dg gangguan jin,masalh agama saja sangat pengaruh.
[7/1, 8:52 AM] +62 852-1-***: tapi tidak mutlaq mesti terjadi,ada faktor lain
[7/1, 9:09 AM] +62 852-1-***: masalaj jin nasab hanyalh masalah istilah,itu yg ana pahami.sebagaimana sholat tarowih gak ada dalam quran hadits qoul shohabat
==========



jika dalam bentuk Kiasan dari Ust abu Umar rahmanto

Kiasan jin nasab
Kalau ada debt kolektor kerumah mau nagih uang motor, dijawab lagi gak ada orang. Bapaknya pergi.
Apa si debt kolektor mau diam saja. Pasti motornya bakal di tarik dari rumah. Atau minta cicilan ke anaknya. Ya karena si anak ikut menikmati naik motor dan serumah dengan anaknya. Secara tidak langsung terjadi direct access. Kesalahan bukan pada anak, tapi si anak terkena imbas penagihan. Karena pada satu jalur keluarga, serumah ,

Wallahu A'lam



semoga artikel resume diambil dan disarikan dari berbagai sumber bahasan semoga dapat memberikan pencerahan dan pemahaman kita baik yang setuju atau tidak.. ,semoga ada hikmah dan pencerahannya dalam diskusi ini ...semoga Allah menjaga kita semua

No comments:

Post a Comment