Thursday 24 December 2015

Waktu Pengapesan Sihir (Sejarah Nabi Musa AS)




Qur'an Surah Thaha
058

"Dan kamipun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu, sihir semacam itu, maka buatlah (aturlah) suatu waktu, untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya, dan tidak pula kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya)'." – (QS.20:58)

فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِثْلِهِ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لا نُخْلِفُهُ نَحْنُ وَلا أَنْتَ مَكَانًا سُوًى

Falana'tiyannaka bisihrin mitslihi faaj'al bainanaa wabainaka mau'idan laa nukhlifuhu nahnu walaa anta makaanan suwan

059

"Berkata Musa: 'Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu, ialah di hari raya, dan hendaklah dikumpulkan manusia (massa) pada waktu matahari sepenggalan naik'." – (QS.20:59)

قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَنْ يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى

Qaala mau'idukum yaumuzziinati wa-an yuhsyarannaasu dhuhan

060

"Maka Fir'aun meninggalkan (tempat pertemuan itu), lalu mengatur tipu-dayanya, kemudian dia datang (kembali lagi)." – (QS.20:60)

فَتَوَلَّى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهُ ثُمَّ أَتَى

Fatawalla fir'aunu fajama'a kaidahu tsumma at(a)


Untuk Memudahkan Klik juga Jadwal Sholat ini dikota anda
https://www.jadwalsholat.org/

=======================
Fir'aun lalu meminta ide dari pemuka-pemuka (pembantu atau mungkin boleh juga disebut para menterinya) cara menghadapi Nabi Musa AS. Mereka berembuk dan menyampaikan ide untuk tanding sihir. Mereka yakin di negeri yang mereka kuasai banyak sekali pakar sihir yang dapat mengalahkan “sihir” Nabi Musa AS. Kalau tanding sihir ini dapat dimenangkan maka tamatlah riwayat Nabi Musa AS.

Selanjutnya Nabi Musa AS dan saudaraya (Nabi Harun AS) ditahan dan ditawari bertanding dengan para penyihir yang akan didatangkan oleh Fir'aun pada waktu yang telah disepakati. Para pemuka Fir'aun mengumpulkan semua penyihir yang pandai dari berbagai penjuru negeri. Mereka didatangkan untuk menghadapi Nabi Musa AS dengan iming-iming hadiah yang besar. Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir'aun mengatakan:
"(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang? (113)" Fir'aun menjawab: "Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)" (114).[QS 7:113-114]

Ayat 113 dan 114 mengungkapkan daya tarik yang diberikan oleh Fir'aun kepada para pakar sihir agar mau bertanding dengan Nabi Musa AS. Para penyihir itu memang telah terbiasa mendapatkan upah dari pekerjaan sihir yang mereka lakukan. Mereka adalah para penyihir professional. Undangan Fir'aun tentu saja tidak disia-siakan, bahkan mereka meminta upah yang besar kepada Fir'aun. Mereka yakin akan menang melawan Nabi Musa AS. Mereka tidak mengenal Nabi Musa AS sebagai ahli sihir, dengan kabar “sihir” yang ditampilkan Nabi Musa AS di depan Fir'aun,

mereka beranggapan bahwa Nabi Musa AS adalah anak kemarin sore, yang ilmu sihirnya mudah ditaklukkan. Dengan penuh percaya diri akan menang bertanding dengan Nabi Musa AS, apalagi Nabi Musa AS akan dikeroyok oleh pakar-pakar sihir yang tersohor, maka para pakar sihir itu sangat berharap mendapatkan kedudukan di sisi Fir'aun.

Jawaban Fir'aun terhadap permohonan para pakar sihir sangatlah membesarkan hati para pakar sihir itu. Maka dengan penuh percaya diri mereka siap berhadapan dengan Nabi Musa AS pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Fir'aun dan pembesarnya yakin dapat menjatuhkan dan menghina Nabi Musa AS dan mungkin berencana akan membunuhnya setelah dikalahkan dan dihina. Para pembesar Fir'aun menyiapkan arena pertandingan yang sangat luas dengan trik-trik yang sudah dirancang matang.

Seluruh masyarakat akan diundang menyaksikan pertandingan yang hebat itu, dengan harapan masyarakat dapat menyaksikan kekalahan dan kehinaan Nabi Musa AS dan sekaligus memperkokoh kekuasan Fir'aun yang mengaku tuhan itu. Makar Fir'aun yang menurutnya sangat logis dan sudah pasti menang itu tidak akan mampu berhadapan dengan makar Allah. Menurut Fir'aun mana mungkin Musa dapat menang dengan ribuan pakar sihir yang sudah terbukti kehebatannya di Mesir. Ayat-ayat berikutnya akan bercerita tentang kekalahan Fir'aun yang sangat memilukan. Bagaimana tidak memilukan dan sekaligus memalukan, kekalahan fatal itu terjadi di depan rakyatnya sendiri. Wibawa dan ketuhanan Fir'aun (dia mengaku sebagai tuhan) hancur lebur ditelan mu'jizat Nabi Musa AS.

Ahli-ahli sihir berkata:

"Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan? (115)" Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan) (116). Dan kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!" Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan (117). Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan (118). Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina (119). [QS 7:115 -119]

Waktu pertandingan antara para pakar sihir yang jumlahnya ribuan itu berhadapan dengan Nabi Musa AS telah tiba. Alun-alun yang disiapkan khusus untuk pertandingan itu beserta tempat duduk Fir'aun dan pembesar-pembesarnya telah siap. Berangsur-angsur para undangan dan rakyat yang akan menyaksikan berdatangan dari berbagai penjuru. Fir'aun yang diiringi para pembesar-pembesarnya kemudian memasuki arena dan memberikan abah-abah agar pertandingan dimulai. Kini pertandingan dimulai. Nabi Musa AS berhadapan dengan para pakar sihir yang jumlahnya sangat banyak. Suatu pertandingan yang tidak adil. Namun apa mau dikata, Nabi Musa AS harus menghadapi mereka. Para ahli sihir itu bersenjatakan tali dan tongkat kemudian berujar kepada Nabi Musa AS, menawarkan siapa yang akan memulai, seraya menekankan bahwa engkau (Musa) kini berhadapan dengan para pakar sihir yang tersohor. Nabi Musa AS mengambil sikap bertahan, yakni tidak memulai, suatu sikap tawadu yang menandakan ahlak yang mulia. Jadi, Nabi Musa AS memilih melempar kemudian, yakni bereaksi dari tantangan yang dihadapkan oleh para pakar sihir Fir'aun. Para penyihir itu tanpa membuang waktu melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat yang mereka pegang. Banyak sekali tali-tali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan, ribuan jumlahnya, sesuai dengan jumlah pakar sihir yang mengikuti pertandingan itu. Ketika menyetuh tanah tali-tali dan tongkat-tongkat itu tiba-tiba berubah menjadi ular, meliuk-liuk, berbagi macam bentuk dan ukuran. Begitu banyaknya “ular” itu sehingga arena pertandingan itu dipenuhi dengan “ular”, bertumpuk-tumpuk, nampaknya sangat mengerikan dan menakutkan. Namun, ular-ular itu bukankah ular yang sesungguhnya, ular-ular itu adalah tipuan para penyihir yang berhasil menyihir mata manusia yang melihat tali-tali dan tongkat-tongkat seolah-olah tali-tali dan tongkat-tongkat itu adalah ular. Mereka yang menyaksikan sihir itu terpengaruh dengan ilusi yang dibuat penyihir. Rasa syak dan takut akan merasuk ke dalam diri mereka yang terkena sihir. Namun, sesungguhnya sihir itu bukanlah hal yang nyata, hanya ilusi yang berpengaruh ke dalam jiwa mereka yang terpengaruh. Nabi Musa AS pada awalnya juga terkejut, ada juga rasa takut merasuk ke dalam diri, sehingga lupa dengan senjata (tongkat) pamungkas yang dimilikinya. Namun, kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa AS untuk melemparkan tongkatnya. Begitu tongkat Nabi Musa AS menyentuh tanah, tongkat itu menjelma menjadi ular yang sangat besar, ganas dan bergerak gesit. Ular Nabi Musa AS, dengan gerakan yang sangat gesit, melahap semua “ular” para penyihir tanpa sisa. Kini para penyihir itu terkesima, tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan, suatu kenyataan dahsyat yang membuat persendian mereka lemas. Mereka menjadi ketakutan melihat ular nyata yang besar dan ganas itu. Para penyihir itu serta-merta menyadari bahwa ilmu Nabi Musa AS bukanlah sihir, tetapi sesuatu yang dahsyat yang datang dari Yang Maha Kuasa, yakni Tuhan Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS (Allah SWT). Mereka telah menyaksikan ayat Allah SWT yang dahsyat, mu'jizat Nabi Musa AS. Pertandingan yang dirancang Fir'aun itu kini menjadi bumerang buat Fir'aun, karena dia mengalami kekalahan telak yang sangat memalukan di depan para pembesar dan rakyatnya. Tentu saja kewibawaan dan ketuhanan Fir'aun, hancur lebur. Maksud hati ingin mengalahkan dan menghina, tapi yang terjadi dikalahkan dan terhina. Sungguh malang! Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud (120). Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (121), "(yaitu) Tuhan Musa dan Harun" (122).[QS 7:120-122]
================================

Tahukah Anda Best Time yang terbaik menghadapi SIhir ini kata Allah (
Thaha ayat 59

"Berkata Musa: 'Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu, ialah di hari raya, dan hendaklah dikumpulkan manusia (massa) pada waktu matahari sepenggalan naik'." – (QS.20:59)

قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَنْ يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى

Qaala mau'idukum yaumuzziinati wa-an yuhsyarannaasu dhuhan

nah dari sini just share jika berhadapan dengan kasus sihir beberapa Peruqyah memandikan pasien dengan bidara di jam sekitar 8-10 pagi
ketika matahari sepenggalan naik

Join yuk disini dapatkan Kisah , sharing dan dahsyatnya Penyembuhan Qurani
https://www.facebook.com/groups/917360628299652/

Salam Tauhid
--------------------------
082138064460

No comments:

Post a Comment