salah satu tehnik yang akan diajarkan ialah Tehnik Jari Tauhid (khazanah Trans 7)
Tehnik ini dikembangkan oleh Ustadz Muhammad Faizar (Founder Ruqyah Metode Arsyada Asy syifa )
Tehnik ini dikembangkan oleh Ustadz Muhammad Faizar (Founder Ruqyah Metode Arsyada Asy syifa )
GERAKAN JARI TELUNJUK DI DALAM MERUQYAH
Belajar dari ustad Muhammad Faizar
‘Abdullah bin ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa
‘Abdurrazzaaq rahimahullah berkata :
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ التَّمِيمِيِّ، قَالَ: "
سُئِلَ ابْنُ عَبَّاسٍ، عَنْ تَحْرِيكِ الرَّجُلِ إِصْبَعَهُ فِي
الصَّلاةِ، فَقَالَ: ذَلِكَ الإِخْلاصُ "
Dari Ats-Tsauriy, dari Abu
Ishaaq, dari At-Tamiimiy, ia berkata : Ibnu ‘Abbaas pernah ditanya
tentang seseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika shalat, lalu ia
menjawab : “Itu adalah keikhlasan” [Al-Mushannaf, no. 3244; sanadnya
shahih].
‘Abdurrazzaaq mempunyai mutaabi’ dari :
1. Wakii bin Al-Jarraah rahimahullah.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ
التَّمِيمِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " هُوَ الْإِخْلَاصُ يَعْنِي
الدُّعَاءَ بِالْإِصْبَعِ "
Telah menceritakan kepada kami Wakii’,
dari Sufyaan, dari Abu Ishaaq, dari Tamiimiy, dari Ibnu ‘Abbaas, ia
berkata : “Itu adalah keikhlasan” – yaitu doa dengan jari” [Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah 2/484 no. 8515; sanadnya shahih].
2. ‘Abdullah bin Al-Waliid rahimahullah.
أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبُو النَّصْرِ
الْعِرَاقِيُّ، ثنا سُفْيَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ،
ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ، عَنْ سُفْيَانَ، فَذَكَرَهُنَّ
(ورَوَاهُ الثَّوْرِيُّ فِي الْجَامِعِ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ
التَّمِيمِيِّ وَهُوَ أَرْبَدَةُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " هُوَ
الإِخْلاصُ ")
Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakr bin Ibraahiim
: Telah menceritakan kepada kami Abun-Nashr Al-‘Iraaqiy : Telah
menceritakan kepada kami Sufyaan bin Muhammad : Telah menceritakan
kepada kami ‘Aliy bin Al-Hasan : Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah bin Al-Waliid, dari Sufyaan, lalu ia menyebutkannya (yaitu
riwayat Ats-Tsauriy dalam Al-Jaami’, dari Abu Ishaaq, dari At-Tamiimiy –
ia adalah Arbadah - , dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : “Itu adalah
keikhlasan”) [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy 2/133 no. 2795; sanadnya
dla’iif, karena kemajhulan Abun-Nashr Al-‘Iraaqiy dan Sufyaan bin
Muhammad].
Sufyaan mempunyai mutaabi’ dari :
1. Syu’bah rahimahullah.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ:
سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَجُلًا مِنْ بَنِي
تَمِيمٍ، قَالَ: سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ قَوْلِ الرَّجُلِ
بِإِصْبَعِهِ هَكَذَا يَعْنِي فِي الصَّلَاةِ، قَالَ: " ذَاكَ الْإِخْلَاصُ
"
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far : Telah
menceritakan kepada kami Syu’bah, ia berkata : Aku mendengar Abu Ishaaq
menceritakan bahwasannya ia mendengar seorang laki-laki dari Bani Tamiim
yang berkata : Aku pernah bertanya kepada Ibnu ‘Abbaas tentang doa
seseorang dengan jarinya begini – yaitu dalam shalat - . Ia berkata :
“Itu merupakan keikhlasan” [Diriwayatkan oleh Ahmad 5/57; sanadnya
shahih].
2. Al-A’masy rahimahullah.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ
يَعْقُوبَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ، ثنا ابْنُ فُضَيْلٍ،
عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْعَيْزَارِ، قَالَ: سُئِلَ
ابْنُ عَبَّاسٍ عَنِ الرَّجُلِ يَدْعُويُشِيرُ بِأُصْبُعِهِ، فَقَالَ ابْنُ
عَبَّاسٍ: " هُوَ الإِخْلاصُ "
Telah mengkhabarkan kepada kami
Muhammad bin ‘Abdillah Al-Haafidh : Telah menceritakan kepada kami
Abul-‘Abbaas Muhammad bin Ya’quub : Telah menceritakan kepada kami Ahmad
bin ‘Abdil-Jabbaar : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail, dari
Al-A’masy, dari Abu Ishaaq, dari Al-‘Aizaar, ia berkara : Ibnu ‘Abbaas
pernah ditanya tentang seseorang yang berdoa dengan berisyarat dengan
jarinya, maka ia menjawab : “Itu adalah keikhlasan” [Diriwayatkan oleh
Al-Baihaqiy 2/133 no. 2794; sanadnya dla’iif, karena ‘an’anah Al-A’masy
dan kelemahan Ahmad bin ‘Abdil-Jabbaar Al-‘Uthaaridiy].
Penyebutan
Al-‘Aizaar dalam sanad di atas keliru, karena yang benar – wallaahu
a’lam– adalah Arbadah At-Tamiimiy sebagaimana riwayat sebelumnya.
Kekeliruan ini kemungkinan besar berasal dari Ahmad bin ‘Abdil-Jabbaar.
Ibnul-Mundzir rahimahullah berkata :
وَقَدْ رُوِّينَا، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: تَحْرِيكُ الرَّجُلِ أُصْبُعَهُ فِي الصَّلاةِ، قَالَ: " ذَاكَ الإِخْلاصُ "
“Dan telah diriwayatkan kepada kami dari Ibnu ‘Abbaas, bahwasannya ia
berkata : “Seseorang menggerak-gerakkan jarinya ketika shalat, itu
merupakan keikhlasan” [Al-Ausath, no. 1535].
Mujaahid bin Jabr Al-Makkiy rahimahullah
‘Abdurrazzaaq rahimahullah berkata :
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الأَسْوَدِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، قال:
" تَحْرِيكُ الرَّجُلِ إِصْبَعَهُ فِي الصَّلاةِ مُقْمِعَةٌ لِلشَّيْطَانِ
"
Dari Ats-Tsauriy, dari ‘Utsmaan bin Al-Aswad, dari Mujaahid, ia
berkata : “Seseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika shalat
adalah alat pemukul buat setan” [Al-Mushannafno. 3245; sanadnya shahih].
Ats-Tsauriy mempunyai mutaabi’ dari Hafsh bin Ghiyaats rahimahumallah.
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ
مُجَاهِدٍ، أَنَّهُ قَالَ: " الدُّعَاءُ هَكَذَا، وَأَشَارَ بِإِصْبَعٍ
وَاحِدَةٍ، مَقْمَعَةٌ لِلشَّيْطَانِ "
Telah menceritakan kepada kami
Hafsh bin Ghiyaats, dari ‘Utsmaan bin Al-Aswad, dari Mujaahid,
bahwasannya ia berkata : “Berdoa dengan cara begini – dan ia berisyarat
dengan satu jarinya – adalah alat pemukul buat setan” [Al-Mushannaf,
2/484].
Dibawakan juga oleh Al-Baihaqiy rahimahullah, dimana ia berkata :
وَرُوِّينَا عَنْ مُجَاهِدٍ، أَنَّهُ قَالَ: تَحْرِيكُ الرَّجُلِ أُصْبُعَهُ فِي الْجُلُوسِ فِي الصَّلاةِ مُقْمِعَةٌ لِلشَّيْطَانِ
“Dan telah diriwayatkan kepada kami dari Mujaahid, bahwasannya ia
berkata : “Seseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika duduk dalam
shalat merupakan alat pemukul buat setan” [Al-Kubraa, 2/132].
Komentar :
Riwayat Ibnu ‘Abbaas dan Mujaahid ini menunjukkan bahwa
menggerak-gerakkan jari (tahriik) saat tasyahud dalam shalat telah
dilakukan oleh salaf kita. Selain itu, riwayat di atas juga memberikan
faedah bahwa lafadh isyarat (dengan jari) tidaklah bertentangan dengan
lafah tahriik (menggerak-gerakkan), sebab jalan-jalan riwayat di atas
saling menafsirkan. Tahriik merupakan lafadh yang lebih khusus daripada
isyarat.
Berikut beberapa hadits yang menjelaskan pemahaman tersebut :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ
بْنُ هَارُونَ، عَنْ الْمَسْعُودِيِّ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، قَالَ:
صَلَّى بِنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ فَلَمَّا صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
قَامَ وَلَمْ يَجْلِسْ فَسَبَّحَ بِهِ مَنْ خَلْفَهُ، فَأَشَارَ إِلَيْهِمْ
أَنْ قُومُوا، فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ سَلَّمَ وَسَجَدَ
سَجْدَتَيِ السَّهْوِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: هَكَذَا صَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah bin ‘Abdirrahmaan : Telah mengkhabarkan kepada kami Yaziid bin
Haaruun, dari Al-Mas’uudiy, dari Ziyaad bin ‘Alaaqah, ia berkata :
Al-Mughiirah bin Syu’bah pernah shalat bersama kami. Ketika telah
mendapatkan dua raka’at, ia berdiri tanpa duduk (tasyahud). Orang-orang
di belakangnya mengucapkantasbih (untuk mengingatkannya). Namun ia
berisyarat kepada mereka agar berdiri. Ketika menyelesaikan shalatnya,
ia mengucapkan salam, lalu sujud sahwi dua raka’at, lalu salam lagi. Ia
berkata : ‘Beginilah yang dilakukan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 333; dan ia berkata : “Hasan
shahih”].
Isyarat Al-Mughiirah ini dipahami sambil menggerak-gerakkan tangannya agar orang-orang bangkit berdiri.
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ،
عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَ: "
رَأَيْتُنِي أَنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَتَمَاشَى، فَأَتَى سُبَاطَةَ قَوْمٍ خَلْفَ حَائِطٍ، فَقَامَ كَمَا
يَقُومُ أَحَدُكُمْ فَبَالَ، فَانْتَبَذْتُ مِنْهُ، فَأَشَارَ إِلَيَّ
فَجِئْتُهُ، فَقُمْتُ عِنْدَ عَقِبِهِ حَتَّى فَرَغَ "
Telah
menceritakan kepada kami ‘Utsmaan bin Abi Syaibah, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Jariir, dari Manshuur, dari Abu Waail, dari
Hudzaifah, ia berkata : “Aku berjalan-jalan bersama Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mendatangi tempat sampah suatu kaum yang
ada di belakang tembok. Beliau berdiri sebagaimana berdirinya salah
seorang di antara kalian, dan kemudian kencing. Lalu aku menjauh dari
beliau, namun beliau berisyarat agar aku mendekat. Aku pun mendekat dan
berdiri di belakang beliau hingga beliau selesai” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 225].
Isyarat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
kepada Hudzaifah ini dipahami dengan menggerak-gerakkan tangan beliau
agar ia mendekat.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ:
أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي حَازِمِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ
سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذَهَبَ إِلَى بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ،
فَحَانَتِ الصَّلَاةُ فَجَاءَ الْمُؤَذِّنُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَ:
أَتُصَلِّي لِلنَّاسِ فَأُقِيمَ، قَالَ: نَعَمْ، فَصَلَّى أَبُو بَكْرٍ
فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ فِي
الصَّلَاةِ فَتَخَلَّصَ حَتَّى وَقَفَ فِي الصَّفِّ، فَصَفَّقَ النَّاسُ،
وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ لَا يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكْثَرَ
النَّاسُ التَّصْفِيقَ الْتَفَتَ فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِ امْكُثْ مَكَانَكَ
Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdullah bin Yuusuf, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami
Maalik, dari Abu Haazim bin Diinaar, dari Sahl bin Sa’d As-Saa’idiy :
Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pergi menemui Bani
‘Amru bin ‘Auf untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di antara
mereka. Tiba lah waktu shalat. Lalu seorang muadzdzin menemui Abu Bakr
dan berkata : “Apakah engkau akan mengimami shalat orang-orang sehingga
aku bacakan iqamatnya ?”. Abu Bakr menjawab : “Ya”. Abu Bakr shalat.
Kemudian datanglah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang waktu
itu orang-orang masih dalam keadaan shalat. Beliau shallallaahu ‘alaihi
wa sallam bergabung masuk ke dalam shaff. Orang-orang bertepuk tangan,
dan Abu Bakr tidak menoleh dalam shalatnya. Ketika banyak orang yang
bertepuk tangan, maka ia pun menoleh dan melihat Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
berisyaratkepadanya agar ia tetap ada di tempatnya (sebagai imam)...”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 684].
Isyarat Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas dipahami dengan
menggerak-gerakkan tangannya (agar Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu ada di
tempatnya).
Jika demikian, sama halnya dengan hadits tahriik yang
diriwayatkan oleh Waail bin Hujr dari jalan Zaaidah bin Qudaamah
rahimahullah :
أَخْبَرَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ، قَالَ: أَنْبَأَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ زَائِدَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا
عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، أَنَّ وَائِلَ بْنَ
حُجْرٍ،: قُلْتُ: لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي؟ فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ فَوَصَفَ،
قَالَ: ثُمَّ قَعَدَ وَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ كَفَّهُ
الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ وَرُكْبَتِهِ الْيُسْرَى، وَجَعَلَ حَدَّ
مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ قَبَضَ
اثْنَتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً، ثُمَّ رَفَعَ أُصْبُعَهُ
فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا "
Telah mengkhabarkan
kepada kami kami Suwaid bin Nashr, ia berkata : Telah memberitakan
kepada kami ‘Abdullah bin Al-Mubaarak, dari Zaaidah bin Qudaamah, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Aashim bin Kulaib, ia berkata :
Telah menceritakan kepadaku ayahku : Bahwasannya Waail bin Hujr berkata
: Sungguh aku akan melihat shalat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, bagaimana beliau shalat ?. Aku pun melihat beliau – lalu ia
(Waail) menyifatkannya - : “Kemudian beliau duduk dengan membentangkan
kaki kirinya, meletakkan telapak tangan kiri di atas paha dan lutut
sebelah kiri. Lalu meletakkan siku kanannya di atas paha kanan, kemudian
menggenggam dua jarinya dan membuat lingkaran, kemudian mengangkat
jarinya, dan aku melihat beliaumenggerak-gerakkannya dan berdoa
dengannya” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 1268 secara ringkas dengan
sanad shahih].
Diriwayatkan dari beberapa jalan yang semuanya berasal dari Zaaidah bin Qudaamahrahimahullah.
Sebagian ulama mengatakan bahwa tambahan lafadh :
‘menggerak-gerakkannya dan berdoa dengannya’ adalah tambahan yang
syaadz, karena menyelisihi banyak perawi, dimana mereka semua tidak
menyebutkan tambahan tersebut[1]. Secara ringkas ta’liltersebut dijawab
sebagai berikut :
1. Tambahan itu dibawakan oleh Zaaidah bin
Qudaamah Ats-Tsaqafiy, Abush-Shalt Al-Kuufiy (زائدة بن قدامة الثقفي ،
أبو الصلت الكوفي); seorang yang tsiqah, tsabat, shaahibus-sunnah.
Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 160 H atau setelahnya. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 333 no. 1993].
Tautsiq ini
termasuk jenis tautsiq dalam martabat yang tinggi dalam jarh wa ta’dil.
Abu Haatim dan Al-‘Ijliy berkata : “Tsiqah, shaahibus-sunnah”. Ibnu
Hibbaan menyebutkannya dalam Ats-Tsiqaat dan berkata : “Termasuk di
antara huffaadh yangmutqin”. Abu Zur’ah, An-Nasaa’iy, Ibnu Ma’iin,
Al-Fasawiy, dan Ya’quub bin Syaibah berkata : “Tsiqah”. Abu ‘Abdillah
Al-Haakim berkata : ‘Tsiqah ma’muun”. Ahmad bin Hanbal berkata :
“Termasuk di antara orang-orang yang tsabt dalam hadits”.
Ad-Daaruquthniy berkata : “Termasuk di antara para imam yang tsabt”.
Hammad bin Usaamah berkata : “Ia adalah orang yang yang paling jujur dan
paling baik”. Ibnu Sa’d berkata : “Tsiqah ma’muun, shaahibus-sunnah”.
Adz-Dzuhliy berkata : “Tsiqah lagihaafidh’.
Termasuk syarat
diterimanya ziyaadah adalah sifat tsiqah dan dlabth yang dimiliki oleh
perawi. Persyaratan ini dimiliki oleh Zaaidah.
2. Ziyaadah
(tahriik) ini tidaklah bertentang dan menafikkan riwayat jumhur yang
menyebutkan dengan lafadh isyarat. Dan ini telah lewat pembahasannya di
atas. Ibnu Shalah telah menjelaskan pembagian jenis-jenis
ziyaadats-tsiqaat ini dalam kitab‘Ulumul-Hadiits[2] hal. 77-78.
3.
Jika dikatakan bahwa ziyaadah ini syaadz karena men-taqyiid
kemutlakan lafadhisyarat; maka pendapat yang raajih, sifat ziyaadah
seperti ini diterima. Ini adalah madzhab beberapa ulama mutaqaddimiin.
Berikut contohnya :
وحَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيل بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ، عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: " طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ،
إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ، أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ،
أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ "
Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin
Harb : Telah menceritakan kepada kami Ismaa’iil bin Ibraahiim, dari
Hisyaam bin Hassaan, dari Muhammad bin Siiriin, dari Abu Hurairah, ia
berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
:“Sucinya bejana salah seorang di antara kalian jika dijilat anjing
adalah dicuci sebanyak tujuh kali dan awalnya dengan tanah”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 279].
Muhammad bin Siiriin menyelisihi
ashhaab Abu Hurairah dengan menyebutkan tambahan lafadh ‘dan awalnya
dengan tanah’. Abu Daawud berkata :
وَأَمَّا أَبُو صَالِحٍ، وَأَبُو
رَزِينٍ، وَالْأَعْرَجُ، وَثَابِتٌ الْأَحْنَفُ، وَهَمَّامُ بْنُ
مُنَبِّهٍ، وَأَبُو السُّدِّيِّ عَبْدُ الرَّحْمَنِ، رَوَوْهُ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، وَلَمْ يَذْكُرُوا التُّرَابَ
“Adapun Abu Shaalih, Abu
Raziin, Al-A’raj, Tsaabit Al-Ahnaf, Hammaam bin Munabbih, dan
Abus-Suddiy ‘Abdurrahmaan meriwayatkan dari Abu Hurairah tanpa
menyebutkan : ‘(mencucinya dengan) tanah’ [As-Sunan no. 73].
Tambahan yang dibawakan Ibnu Siiriin ini juga dishahihkan
Ad-Daaruquthniy dalamSunan-nya. Tambahan ini mengkonsekuensikan
pentaqyidan lafadh mutlak mencuci sebanyak tujuh kali – yaitu awalnya
dengan tanah.
Contoh lain :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم "
فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ
عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنَ الْمُسْلِمِينَ "
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yuusuf : Telah
mengkhabarkan kepada kami Maalik, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar
radliyallaahu ‘anhumaa : Bahwasannya Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa
salam telah mewajibkan zakat fithr di bulan Ramadlaan kepada setiap
orang baik yang merdeka, budak, laki-laki, ataupun perempuan dari
kalangan kaum muslimin [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1504].
Maalik bin Anas meriwayatkan tambahan ‘dari kalangan kaum muslimin’
dimana ia menyelisihi ashhaab Naafi’ yang lain. At-Tirmidziy
rahimahullah berkata :
وَرَوَى مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ ابْنِ
عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم نَحْوَ حَدِيثِ
أَيُّوبَ، وَزَادَ فِيهِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ، وَرَوَاهُ غَيْرُ وَاحِدٍ
عَنْ نَافِعٍ، وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ، وَاخْتَلَفَ
أَهْلُ الْعِلْمِ فِي هَذَا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِذَا كَانَ لِلرَّجُلِ
عَبِيدٌ غَيْرُ مُسْلِمِينَ لَمْ يُؤَدِّ عَنْهُمْ صَدَقَةَ الْفِطْرِ،
وَهُوَ قَوْلُ مَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ، وَأَحْمَدَ، وقَالَ بَعْضُهُمْ:
يُؤَدِّي عَنْهُمْ وَإِنْ كَانُوا غَيْرَ مُسْلِمِينَ، وَهُوَ قَوْلُ
الثَّوْرِيِّ، وَابْنِ الْمُبَارَكِ، وَإِسْحَاق
“Dan telah
diriwayatkan oleh Maalik, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam semisal hadits Ayyuub, dan ditambahan
padanya lafadh : ‘minal-muslimiin (dari kalangan kaum muslimin)’. Dan
telah diriwayatkan lebih dari seorang dari Naafi’ tanpa menyebutkan
padanya lafadh : minal-muslimiin. Para ulama berbeda pendapat tentang
hal ini. Sebagian di antara mereka berkata : Jika seseorang memiliki
budak-budak non muslim (kafir), maka tidak wajib baginya membayar zakat
fithri. Ini adalah pendapat Maalik, Asy-Syaafi'iy, dan Ahmad. Dan
sebagian yang lain berkata : Wajib bagi seseorang membayar zakat fithri
budak-budak mereka walaupun mereka dari kalangan non muslim. Ini adalah
pendapat Ats Tsauriy, Ibnul-Mubaarak, dan Ishaaq” [As-Sunan no. 676].
Perkataan At-Tirmidziy rahimahullah tersebut di atas memberikan satu
faedah bahwaziyaadah lafadh ‘minal-muslimiin’ itu memberikan taqyiid
atas kemutlakan perintah membayar zakat sehingga menghasilkan kesimpulan
hukum tersendiri sebagaimana dijelaskan para ulama kita.
Ringkas
kata, amalan tahriik ketika tasyahud dalam shalat adalah shahih ternukil
dari salaf, dan juga dari sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Ini saja yang dapat dituliskan, semoga ada manfaatnya. Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
[abul-jauzaa’ – perum ciper, ciapus, ciomas, bogor - dikoreksi tanggal 24-02-2012 pukul 23:12 WIB].
NB : Pembahasan tentang ziyaadatuts-tsiqaat tidaklah sesederhana yang
terkemas dalam pembahasan ini. Ada perbedaan pendapat di sana, baik dari
kalangan mutaqaddimiinmaupun muta’akhkhiriin, muhadditsiin maupun
fuqahaa’. Di antara referensi yang dapat dibaca dalam permasalahan ini
antara lain :
1. Al-Bisyaarah fii Syudzuudzi Tahriikil-Ushbu’
fit-Tasyahhud wa Tsubuutil-Isyaarah karya Abul-Mundzir Ahmad bin Sa’iid
Al-Yamaaniy (taqdiim : Muqbil bin Hadiy Al-Wadii’iy).
2.
Raf’ul-Malaam ‘an Man Harraka Ashba’ahu minat-Tahiyyaati ilas-Salaam, wa
Ma’ahu Ar-Radd ‘alaa Risaalah : Al-Bisyaarah karya Abu Asmaa’
Al-Mishriy (taqdiim : Masyhur Hasan Salmaan & ‘Aliy Al-Halabiy).
3. Al-Aqwaalur-Raajihaat fil-Hadiits Asy-Syaadz wa
Ziyaadatits-Tsiqaat karya Abu Hurairah Asy-Syaamiy Al-Atsariy (taqdiim :
Majdiy bin Muhammad ‘Arafaat Al-Mishriy).
4.
Ziyaadatuts-Tsiqaat wa Mauqiful-Muhadditsiin wal-Fuqahaa’ minhaa oleh
Nuurullah Syaukat (desertasi S3 Univ. Ummul-Qurra’).
[1] Bisa
dibaca dalam kitab Al-Bisyaarah fii Syudzuudzi Tahriikil-Ushbu’
fit-Tasyahhud wa Tsubuutil-Isyaarah karya Abul-Mundzir Ahmad bin Sa’iid
Al-Yamaaniy.
[2] Melalui perantaraan kitab Ziyaadatuts-Tsiqaat
wa Mauqiful-Muhadditsiin wal-Fuqahaa’ minhaa oleh Nuurullah Syaukat,
1/103-104.
_______________________________________
Bahasan II (disarikan dari tulisan ust. Perdana akhmad)
fenomena kerasukan jin, sakit yang terdiagnosa medis marak terjadi
di masyarakat kita. Berbagai usaha untuk menyembuhkan dari mulai pergi
ke spesialis dokter sampai ke dukun pun dilakoni. Namun bukan kesehatan
dan kesembuhan yang didapat tapi justru makin bertambah parah.
Akhirnya ruqyah cara pengobatan ala Nabi pun menjadi satu-satunya jalan
pada kesembuhan. Ruqyah adalah tehnik cara penyembuhan yang diajarkan
oleh Nabi Muhammas Saw dengan memusatkan konsentrasi kembali taat pada
Allah saja. Itu dapat dilakukan dengan membaca ayat-ayat Al Qur’an atau
doa-doa yang sudah diajarkan oleh Nabi Saw.
Makin maraknya cara
pengobatan ini, hingga para ahli ruqyahpun dengan bermodal pengalaman
mendapatkan beberapa tehnik ruqyah yang sudah dibuktikan keampuhannya
dalam mengusir jin setan yang menjadi musuh Allah. Salah satunya adalah
tehnik jari tauhid yang terinspirasi dari isyarat telunjuk saat tasyahud
dalam Sholat.
Tehnik jari tauhid adalah dengan menunjuk pasien
tanpa menyentuh pasien, tehnik ini sudah dibuktikan efektifitasnya dan
khasiatnya dalam terapi ruqyah, beragam jin teler dan takluk ketika
menunjuk jin yang lagi mengganggu pasien sembari membaca ayat-ayat
ruqyah. Selain itu beragam penyakit sembuh dengan izin Allah dengan
menunjuk lokasi sakit dengan jari telunjuk (terutama pasien akhwat yang
lokasi sakitnya ditempat yang tidak mungkin disentuh).
Pada
hakikatnya dalam islam isyaroh (isyarat) dengan menggunakan tangan
banyak dilakukan, seperti dalam haji/umrah Setiap berada di rukun Hajar
Aswad, dianjurkan memberi Isyarah dengan mengangkat tangan sambil
membaca :
بِسْمِ اللهِ الله أَكْبَرُ
Bismillahi Allahu Akbar
Dengan Menyebut Nama Allah, Allah Maha Besar
Setiap sampai di rukun Yamani, dianjurkan memberi isyarah dengan mengangkat tangan sambil membaca :
بِسْمِ اللهِ الله أَكْبَرُ
Bismillahi Allahu Akbar.
Bukti Hikmah Menggerakkan Jari Dalam Sholat Terungkap Dalam Praktek Ruqyah
Dalam sholat menggerakkan jari telunjuk ketika tasyahut awal dan akhir adalah sebagai isyarah menyiksa jin.
Dari Nafi’ ia berkata “Adalah Abdullah bin Umar apabila duduk dalam
shalat meletakkan kedua tangannya sebelum lututnya dan berisyarat (
menggerak-gerakkan) dengan jari (telunjuknya) dan diiringi dengan
penglihatannya (kejari tersebut)” kemudian berkata, bahwa Rasulullah
bersabda “Jari telunjuk (yang digerak-gerakkan ketika shalat) ini
benar-benar lebih keras (menyiksa) bagi syetan dari pada besi.” (Hadits
Hasan, Shifatus-shalah, hal.140, al-fathur rabbani IV:15 no.7210)
‘Abdurrazzaaq rahimahullah berkata :
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الأَسْوَدِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، قال:
” تَحْرِيكُ الرَّجُلِ إِصْبَعَهُ فِي الصَّلاةِ مُقْمِعَةٌ لِلشَّيْطَانِ
“
Dari Ats-Tsauriy, dari ‘Utsmaan bin Al-Aswad, dari Mujaahid,
ia berkata : “Seseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika shalat
adalah alat pemukul buat setan” [Al-Mushannafno. 3245; sanadnya shahih].
Ats-Tsauriy mempunyai mutaabi’ dari Hafsh bin Ghiyaats rahimahumallah.
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ
مُجَاهِدٍ، أَنَّهُ قَالَ: ” الدُّعَاءُ هَكَذَا، وَأَشَارَ بِإِصْبَعٍ
وَاحِدَةٍ، مَقْمَعَةٌ لِلشَّيْطَانِ “
Telah menceritakan kepada
kami Hafsh bin Ghiyaats, dari ‘Utsmaan bin Al-Aswad, dari Mujaahid,
bahwasannya ia berkata : “Berdoa dengan cara begini – dan ia berisyarat
dengan satu jarinya – adalah alat pemukul buat setan” [Al-Mushannaf,
2/484].
Dibawakan juga oleh Al-Baihaqiy rahimahullah, dimana ia berkata :
وَرُوِّينَا عَنْ مُجَاهِدٍ، أَنَّهُ قَالَ: تَحْرِيكُ الرَّجُلِ أُصْبُعَهُ فِي الْجُلُوسِ فِي الصَّلاةِ مُقْمِعَةٌ لِلشَّيْطَانِ
“Dan telah diriwayatkan kepada kami dari Mujaahid, bahwasannya ia
berkata : “Seseorang yang menggerak-gerakkan jarinya ketika duduk dalam
shalat merupakan alat pemukul buat setan” [Al-Kubraa, 2/132].
Kita memang tidak dapat menyiksa setan dengan memukulnya langsung sebab
setan kalangan jin adalah makhluk ghoib, namun kita bisa memukul jin
dengan isyarah menggerakkan jari telunjuk sebab Rasulullah menjelaskan
akan menyiksa setan dan pukulannya lebih keras dari besi.
TEHNIK JARI TAUHID :
Persiapan dengan membaca 3 qul ditiupkan ditelapak tangan dan jari jemari tangan.
Tunjuk pasien yang lagi ketika lagi bereaksi keras dengan jari
telunjuk sembari membaca ayat ruqyah dengan niat menyiksanya atau
menusuknya.
Untuk sakit fisik terutama pasien akhwat yang tidak
mungkin disentuh, tunjuk daerah yang sakit (seperti dada ) sembari
membaca ayat ruqyah.
Jari telunjuk bisa juga menjadi sarana psy
warr (perang mental) dengan menjatuhkan mental jin dengan
menunjuk-nunjuk mukanya
Jari telunjuk bisa jadi isyaroh mengarahkan penyakit agar keluar dari tubuh pasien.
Selisihi cara perdukunan dalam menerapi pasien dengan tidak menggunakan
telapak tangan yang digetar-getarkan jarak jauh, tidak ada pengolahan
pernapasan.
Wallahu a’lam
ternyata tayangan di trans 7 tesebut beberapa penonton yang juga sahabat komunitas Ruqyah terkena efeknya
Berikut ini adalah doa kalimat tammah (Kalimat yang SEMPURNA).
Untaian doa perlindungan kepada Alloh Ta'ala dari segala kejahatan makhluk-Nya.
Misalnya saat dalam perjalanan, belum sampai pada tujuan dan harus bermalam di suatu tempat.
Jika timbul rasa was-was dalam hati, khawatir akan keselamatan diri dan harta benda yang dibawa, maka bacalah Kalimat Tammah ini sebanyak-banyaknya (atau cukup 3 kali).
InsyaAllah, aman sentosa karena perlindungan Alloh Ta'ala. Atau saat anda merasa takut terhadap gangguan JIN jahat, atau penampakan yang menyeramkan, maka bacalah Kalimat Tammah ini. Insya Alloh, takkan datang marabahaya dari mereka. Bahkan JIN dapat terbakar (dengan izin Alloh) bila tetap bermaksud mengganggu...
KALIMAT TAMMAH PERTAMA
أعوذبكلمات اللّه التّامّات من شرّ ماخلق
A’uudzu bikalimaatilaahit taammati min syarri maa kholaq.
Artinya : ''Aku berlindung dengan kalimat Alloh yang Maha Sempurna dari semua kejahatan makhluk yang dijadikanNya”
KALIMAT TAMMAH KEDUA
أعوذبكلمات اللّه التّامّة من كلّ شيطان وهامّة ومن كلّ عين لامّة
A’uudzu bikalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haam matin wa mingkulli ‘aiinin laammah.
Artinya
: ''Aku berlindung dengan kalimat Alloh yang Maha Sempurna dari syaitan
yang menggoda dan dari pandangan mata yang menyeramkan.'
KALIMAT TAMMAH KETIGA
A'uudzu biwajhillaahil kariim
Wa bikalimaatillaahit-taammaatil latii laa yujaawizuhunna barrun wa laa faajirun
min syarri maa yanzilu minas-samaa'i
Wa min syarri maa ya'ruju fiiha
Wa min syarri maa dzaro-a fiil ardhi
Wa min syarri ma yakhruju minhaa
Wa min fitanil laili wan nahaari
Wa min thowaariqil laili wan nahaari illa thooriqon
Yathruqu bikhoirin ya Rahmaan...
Artinya
: ''Aku berlindung pada Wajah Tuhan Yang Maha Mulia dan (berpegang
teguh) dengan kalimat-kalimat-NYA yang sempurna yang tidak dapat
dipengaruhi oleh siapapun, baik orang yg taat maupun orang yg fasik,
dari kejahatan yang turun dari langit dan kejahatan yang naik ke langit,
kejahatan yang ada dimuka bumi dan kejahatan yang keluar dari bumi,
kejahatan fitnah-fitnah dan peristiwa yang membawa akibat buruk yang
terjadi siang dan malam, kecuali peristiwa yang membawa kebaikan, Ya
Tuhan kami yang Maha Rahman (Pengasih).”
(Tulisan Arabnya lihat di foto yaa..)
Keterangan:
1.Kalimat yang sempurna : Kitab Al Qur'an yang berisi kalimat-kalimat sempurna dari Alloh. 2.Kejahatan
yang turun dari langit : Bala', wabah, udara buruk, topan, petir,
penyakit yang berterbangan di udara dan sebagainya. 3.Kejahatan yang
naik ke langit : Catatan amal buruk yang dibawa naik oleh mailakat,
iblis yang mencuri dengar berita dari langit, dsb.
4.Kejahatan yang terjadi dimuka bumi : gangguan setan jin dan manusia, binatang buas,dsb.
5.Kejahatan
yang keluar dari bumi : Gempa bumi, gunung meletus, gas beracun,
lumpur, binatang-binatang ganas yang keluar dari dalam bumi,dsb...
Riwayat :
Ketika Rasulullah SAW sedang dalam perjalanan israa', tercium olehnya bau harum, bau Masithah penyisir rambut anak Fir'aun.
Disitu Nabi SAW melihat Ifrit yang mengikuti dari belakang dengan obor api pembakar dan berusaha untuk membinasakan bliau.
Malaikat Jibril mengajarkan Kalimat Taammah untuk menghujam dan menghancurkan Ifrit tersebut.
Kalimat itu pun dibaca oleh Rasulullah SAW maka Ifrit tersungkur jatuh dan terbakar.(HR.Bukhari)
-Ust. Muhammad Faizar Hidayatullah-
berikut ini tehnik Jari tauhid dalam tayangan trans 7 diperagakan oleh ustad Muhammad Faizar
Peserta terdaftar sdh mencapai 60 orang....."segera daftarkan diri anda,keluarga,sahabat"
Pelatihan dan Ruqyah Massal di Kota Mojokerto (Jawa Timur), bekerja
sama dengan Team Khazanah (Trans7), yang In syaa Allah diadakan pada Tanggal 16 Oktober 2014 <KAMIS>, pukul 12.00 Wib s/d pukul 17.00 (selesai) , Lokasi Gedung IKADI ,Jl Meri 370 Mojokerto
Mulai saat ini daftarkan diri anda , keluarga, atau teman bisa melalui telpon / sms ke 082138064460 atau Bb pin 24C9DADD
sms bisa dgn Format nama : alamat/kota: no Hp :
kesempatan terbatas Max 150 peserta ,
"Tidak ada syarat aneh-aneh, hanya dimohon peserta membawa konsumsi perbekalan dan Air mineral sendiri"
Busana muslim
GRATIS......Tanpa dipungut biaya .
"HARAP SEMUA JIMAT DENGAN SEGALA BENTUK DAN VARIANNYA DIBAWA.
.(Jangan lupa ..apalagi pura-pura lupa) "
1. Safira (3 tahun), mengeluarkan belasan paku dari betis
Penghujung tahun 2011, tim dokter RSUD Andi Makassau, Kota Pare-pare,
Sulawesi Selatan mengeluarkan 25 besi menyerupai paku dan 1 jarum suntik
dari betis seorang gadis usia 3 tahun. Tidak terungkap bagaimana benda
itu bisa masuk ke dalam tubuh si gadis.
2. Supiyati (25 tahun), mengeluarkan 107 paku berkarat
dari kaki dan tangan Sebanyak 107 benda asing berupa paku berakarat,
jarum dan kawat keluar dari tangan dan kaki seorang perempuan di Dlingo,
Bantul, Yogyakarta pada September 2012.
Diagnosis dokter, perempuan asal Sumatra ini mengalami corpus alienum
cruris multiple dan abces bilateral multiple. Sempat dinyatakan bersih,
tetapi benda asing itu muncul lagi dan baru teratasi setelah didoakan
/di ruqyah seorang ustadz. dari Jogya yakni Ustad Fadhlan
Pemuda asal Simalungun, Sumatera Utara ini memuntahkan benda-benda tajam
seperti paku, jarum, kaca, ujung gunting dan seng pada sekitar bulan
September 2010. Sempat dirawat di Puskesmas karena sakit luar biasa di
bagian perut, namun dokter menyatakan tidak ada penyakit apapun.
"Kalau mau muntah, perut saya langsung terasa sakit. Kemudian saat
muntah, keluar benda aneh-aneh," kata Sugiono yang akhirnya memilih
berobat ke dukun, lalu dinyatakan kena santet. Beruntung, benda-benda
tajam itu tak melukai kerongkongannya.
5. Dwi Priyo Santoso (25), puluhan jarum bersarang di kepala
Puluhan jarum yang bersarang di kepala Dwi Priyo Santoso sejak 2007,
diyakini karena santet atau guna-guna. Dwi terkena guna-guna setelah
ibunya yang seorang janda, Mariani, menolak seorang pria yang menaruh
hati padanya 5 tahun lalu
Setelah beberapa kali dibawa ke dukun, akhirnya Dwi berobat ke RS Mardi
Waluyo, Blitar. Pihak RS merujuk Dwi agar berobat ke RS Syaiful Anwar,
Malang. Namun tim dokter menduga logam mirip jarum yang bersarang di
kepala Dwi adalah susuk dan dari situ dokter menduga Dwi menderita tumor
hidung.
6. Noorsyaidah ,Manusia Kawat
NORSYAIDAH terus menahan sakit dari penyakit aneh yang dideritanya. Di
perut dan dada perempuan berusia 40 tahun ini, bermunculan puluhan
batang kawat berduri sepanjang sekitar 20 cm.
"Mungkin Allah SWT ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa dengan
kekuasan-Nya, apapun bisa saja terjadi, dan sayalah orang yang dipilih
untuk memperlihatkan kekuasan-Nya itu, maka itu saya harus menjalaninya
dengan tabah," kata Noor dengan pasrah.
Saat ditemui Tribun di kediaman saudara perempuannya di Jl Merdeka III,
Samarinda Ilir, Noor terpaksa harus berjalan membungkuk, karena
menghindari kawat-kawat di tubuhnya itu akan mengenai baju kaos
berwarna merah yang dikenakannya. Bahkan, Noor pun hanya bisa duduk
dipinggir kursi dan tetap membungkuk, karena sedikitpun dia bergerak
maka kawat ditubuhnya itu akan menyentuh kain bajunya, dan akan terasa
nyeri dirasakannya.
"Ini karena ada Mas (Tribun) saja saya pakai baju, karena biasanya saya
tidak pakai baju, karena terus terang saja kawat-kawat ini kalau
menyentuh barang apa saja, rasanya sangat sakit sekali," ujarnya
sembari menyingkap bajunya dan memperlihatkan kawat-kawat yang tumbuh
dibagian perutnya itu.
Guru aktif TK Al-Quran di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan,
penyakit yang dideritanya itu dialami sejak tahun 1991 lalu. Tanpa
sebab-musabab kawat-kawat itu tiba-tiba saja bermunculan di perutnya
dan bagian dadanya. Padahal, saat itu dia sedang akan menyelesaikan
kuliahnya di Universitas Mulawarman (Unmul) Fakultas Sospol.
"Tapi kalau dulu, hanya sekitar seminggu saja, kawat-kawat itu
berjatuhan sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian baru
bermunculan lagi.
Guru aktif TK Al-Quran
di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya
itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu
tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat
itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas
Mulawarman Samarinda.
"Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan
sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi.
Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut
saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita
sekali, " katanya.
Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi
orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak
sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja
kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari
dirinya.
"Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau
semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau
menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati
penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.
Guru aktif TK Al-Quran
di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya
itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu
tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat
itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas
Mulawarman Samarinda.
"Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan
sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi.
Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut
saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita
sekali, " katanya.
Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi
orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak
sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja
kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari
dirinya.
"Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau
semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau
menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati
penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.
Guru aktif TK Al-Quran
di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya
itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu
tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat
itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas
Mulawarman Samarinda.
"Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan
sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi.
Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut
saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita
sekali, " katanya.
Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi
orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak
sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja
kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari
dirinya.
"Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau
semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau
menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati
penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.
Guru aktif TK Al-Quran
di Sangatta, Kutai Timur, ini menceritakan, penyakit yang dideritanya
itu dialami sejak tahun 1991. Tanpa sebab musabab kawat-kawat itu
tiba-tiba saja bermunculan di perutnya dan bagian dadanya. Padahal, saat
itu dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sospol Universitas
Mulawarman Samarinda.
"Tapi, kalau dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan
sendiri dan hilang. Nanti sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi.
Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut
saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita
sekali, " katanya.
Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi
orang pintar sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak
sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dialaminya, tetap saja
kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari
dirinya.
"Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau
semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau
menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati
penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya, " ujarnya.
Alhamdulillah Allah ta'ala telah memberikan sunnah ruqyah syar'iyah ini tempat di hati masyarakat terutama masyarakat indonesia dengan terangkatnya nama ruqyah syar'iyah , maka para dukunpun berfikir bagaimana caranya agar pasien mereka tetap datang , cara paling mudah adalah mengaku sebagai peruqyah syar'iyah juga , ngaku sebagai ustadz, kyai atau habib maka semua nya lancar kembali uang pun mengalir deras dan pasien pun di peras hingga menjadi sapi perah yang kurus kering kerontang.
banyak juga pasien yang telah mendatangi peruqyah syar'iyah setelah itu mereka juga mendatangi uskun , kikun dan dukun2 berbaju ulama lainnya di karena kan ketidak tahuan mereka tentang para dukun2 licik ini. dan inilah tugas kita sebagai peruqyah untuk menyampaikan hal ini karena ini hal yang sangat penting.
beberapa hal yang dapat kita sampaikan kepada pasien tentang ciri2 peruqyah syirkiyah ini adalah
1. menanyakan nama bin atau binti , dari semua 90 pasien setelah di lakukan penyelidikan inilah hal yang paling sering di tanyakan oleh peruqyah syirikiyah , kenapa binti yang sering di tanyakan bisa langsung merujuk ke penjelasan ustadz muhammadz faizar.
2. sok tahu masalah ghoib, inipun hal yang sering di banggakan oleh para peruqyah syirkiyah agar pasien melihat dukun ini mempunyai kelebihan berupa karomah bisa melihat jin, padahal itu adalah tipu daya setan
3. memberikan air doa yang harus dari peruqyah syirkiyah , klo ini sudah ketahuan ujung2nya pasti duit dari harga 100 rb - 1 jutaan untuk 1 botol aqua yang di doa in
hal yang sangat memprihatinkan apabila menemui pasien yang bercerita klo saya dulu pernah di ruqyah sama x, lalu dekat rumah saya ada peruqyah juga, setelah di jelaskan beberapa ciri dari peruqyah syirkiyah ternyata peruqyah yang deket rumahnya adalah peruqyah syirkiyah atau dukun , dan hasilnya jinnya di dalam tubuhnya semakin banyak , hal ini banyak di temukan terutama kepada pasien2 yang datang ke klinik ruqyah , ternyata disana mereka tidak di beritahukan apa2 , pas datang di suruh duduk, setelah itu denger , dan setelah itu pulang. udah jelas duit aja yang di kejar oleh klinik ini mo sembuh atau engga itu urusan Allah yang penting duit pasien masuk klinik , mo pasien ini ke dukun lagi atau engga, mo aqidahnya bener atau engga bukan jadi masalah klinik, yang penting klinik dapat duit duit duit duit duit duit duit duit............ apa beda nya klinik ini dengan para dukun??
marilah kita bersama berdakwah menyadarkan masyarakat tentang tauhid beritahukan kepada mereka tentang pentingnya aqidah dan berilah mereka pengetahuan tentang membedakan peruqyah syar'iyah dan peruqyah syirkiyah ,
Semoga Allah menolong kita semua dan membantu kita semua dalam dakwah tauhid ini ... Allahu akbar
lebih detail ini dari Ustad Fadhlan
CIRI CIRI PRAKTEK PERDUKUNAN
Oleh: Ustadz Fadhlan Abu Yasir
Dewasa ini banyak praktek perdukunan yang mengaku sebagai praktek
rukyah sesuai tuntunan Rasululllah. Penampilannya seperti ustad dan
kyai padahal yang dilakukan adalah kegiatan perdukunan yang
musyrik.Masyarakat awam banyak yang tertipu karena kurang pengetahuannya
tentang rukyah syar’iyyah
Ciri Rukyah bercampur perdukunan antara lain 1. Membutuhkan informasi tentang pasien, atau kliennya dengan menanyakan namanya dan nama ibunya.
2. Menanyakan hari lahir dan pasarannya.(kliwon, legi, pahing, pon,
wage) atau orang Jawa sering menyebutnya weton (hari lahir dan
pasarannya), termasuk waktu lahirnya pagi, sore, siang atau malam.
3. Memberikan mantra-mantra terkadang ayat tertentu dan doa
tertentu, atau membaca mantra, atau membaca symbol-simbol tertentu
sebagai pengganti mantranya agar diamalkan secara khusus, waktu khusus,
dengan cara khusus dan hitungan khusus.
4. Meminta sesaji
apapun bentuknya, baik kemenyan, bunga-bungaan, buah-buahan, binatang,
telur, benda mati dan sebagainya. Kemudian diletakkan di tempat khusus
yang ia tentukan.
5. Memberikan jimat, rajah, wifiq, haikal,
isim dengan tulisan arab, atau bahasa lainnya, benda-benda yang
dianggap pusaka, potongan kayu, selembar kain, atau rajah yang dibungkus
rapih dimasukkan dalam ikat pinggang, dompet, digantung, ditanam di
pojok-pojok rumah dan sebagainya.
6. Memberi informasi ghaib
tentang keberadaan makhluk ghaib dengan ciri-cirinya atau karakternya
atau menerawarang barang yang hilang dan orang yang kabur/hilang.
7. Menunjukkan bahwa dirinya punya kekuatan ghaib, katanya bantuan
Allah langsung, khadam malaikat, atau bantuan jin, tenaga dalam,
kebatinan, transfer energi positif atau membuang energi negatif.
8. Memberikan ramalan ghaib tentang sesuatu yang sudah terjadi atau
sedang terjadi atau yang akan terjadi. Seperti menjelaskan dosa-dosa
pasien yang baru datang secara rinci, atau masa lalu pasien, menerangkan
isi rumah pasien, dan meramal masa depannya.
9. Tathayyur
(menghubung-hubungkan sebuah peristiwa/feno-mena alam dengan nasib
baik/buruk seseorang atau suatu kaum). Seperti seorang dianggap nasibnya
sial karena dia punya rumah tepat di pertigaan yang sering disebut
rumah tusuk sate atau ada kuburan bayi.
10. Menggunakan
media manusia atau barang untuk berhubungan dengan makhluk ghaib, atau
untuk memohon bantuan ghaib. Ada yang dengan media air untuk melihat
pelaku kejahatan, atau istrinya untuk kerasukan jin dan ditanyai apa
yang diperlukan.
11. Memberikan amalan bid`ah dengan niat
mendekatkan diri kepada Allah seperti thawaf di kuburan wali, puasa
mutih, puasa ngrowot, puasa ngebleng, puasa pati geni, atau amalan
sunnah dengan tata-cara bid`ah misalnya baca Al-Ikhlash dengan telanjang
dan berendam di sungai, atau amalan syirik seperti menyembelih binatang
tertentu diatas kuburan atau melakukan dosa besar seperti berzina
sebagai ritual di Gunung Kemukus Jawa Tengah.
12.
Menggunakan benda-benda bekas pasien atau kliennya, benda pusaka untuk
tolak hujan atau tempat khusus sebagai syarat dalam ritualnya mengundang
bantuan jin.
13. Melakukan sihir atas permintaan orang
lain atau menunjukkan kemampuan sihirnya seperti menusuk hidungnya
dengan paku tanpa luka, minum air raksa.
14. Mencabut sihir
dan mengeluarkan benda-benda sihir dari tubuh pasien seperti paku,
tulang, pecahan kaca, rambut dan sebagainya. Meskipun dengan menggores
tubuh pasien, tetapi tanpa keluar darahnya.
15. Melakukan
pemagaran/pembentengan ghaib terhadap orang, barang, rumah, atau tempat
usaha agar tidak ada gangguan dari makhluk ghaib.
Berikut ini video, saling adu kekuatan antara pemilik Ilmu tenaga dalam melawan orang-orang yang hanya berpegang teguh pada tali Allah....serta bertauhid hanya Kepada Allah.
Mengobati Gangguan Sihir dengan daun bidara
1. Dalil bahawa Daun Bidara beserta Rukyah mengubati Sihir:
Ibnu Katsir dalam huraiannya apabila menafsirkan Surah Al Baqarah Ayat
102 berkaitan Syaitan yang memfitnah Nabi Allah Sulaiman bahawa baginda
menggunakan Sihir bukan Mukjizat meriwayatkan bahwa yang paling
bermanfaat dalam menghilangkan pengaruh sihir adalah dengan menggunakan
apa yang diturunkan Allah s.w.t. kepada RasulNya untuk menghilangkan hal
itu yaitu membaca al-muawwidzatian (al-Falaq dan an-Nas) dan Ayat Kursi
kerana ayat-ayat itu dapat mengusir syaitan.:
Al Qurtubi
menceritakan daripada Wahab untuk mengubati Sihir: “ Diambil 7 helai
daun bidara ditumbuk halus lalu dicampurkan air dan dibacakan Ayat Kursi
dan diberi minum pada orang yang terkena sihir tiga kali teguk dan baki
airnya diguna untuk mandi ,Insya Allah akan hilang sihirnya”. “Dan
diutamakan membaca Qul A’uzubil Falak ,Qul A’uzubirabinnas juga ditambah
Ayat Kursi kerana ayat-ayat itu dapat mengusir Syaitan.” ( Tafsir Ibn Katsir Jilid Satu Terjemahan Singkat Halaman 171) ( Tafsirul QuranilAzim Juz: 1 halaman 372 )
Berikut ini beberapa khasiat atau manfaat daun bidara:
1.Daun Bidara Dan Memandikan Jenazah
Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallohu ‘Anha berkata, “Nabi Shollallohu Alaihi Wa
sallam pernah menemui kami sedangkan kami kala itu tengah memandikan
puterinya (Zainab), lalu Beliau bersabda: ‘Mandikanlah dia tiga, lima,
(atau tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu,
maka pergunakan air dan daun bidara. (Ummu ‘Athiyyah berkata, ‘Dengan
ganjil?’ Beliau bersabda, ‘Ya.’) dan buatlah di akhir mandinya itu
tumbuhan kafur atau sedikit darinya.” (H.R. al Bukhori 3/99-104,
Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi
2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85,
4076-4078, Syaikh al Albani – Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah hal
130-131).
2.Daun Bidara dan Wanita Haidh
‘Aisyah secara
marfu’, “Salah seorang di antara kalian (wanita haidh) mengambil air
yang dicampur dengan daun bidara lalu dia bersuci dan memperbaiki
bersucinya. Kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya seraya
menggosoknya dengan gosokan yang kuat sampai air masuk ke akar-akar
rambutnya, kemudian dia menyiram seluruh tubuhnya dengan air. Kemudian
dia mengambil secarik kain yang telah dibaluri dengan minyak misk lalu
dia berbersih darinya.” ‘Aisyah berkata, “Dia mengoleskannya ke
bekas-bekas darah.” (H.R. Muslim no. 332 dari ‘Aisyah)
3.Daun Bidara Dan Ruqyah
Ulama Wahab bin Munabih menyarankan untuk menggunakan tujuh lembar
bidara yang dihaluskan. Kemudian dilarutkan dalam air dan dibacakan ayat
Kursi, surat al Kafirun, al Ikhlash, al Falaq dan an Naas. (Boleh juga
dibacakan ayat-ayat al-Qur’an lainnya) Lalu dipergunakan untuk mandi
atau diminum. (lihat Mushannaf Ma’mar bin Rasyid 11/13). Menumbuk
tujuh helai daun pohon Sidr (daaun bidara) hijau di antara dua batu atau
sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang
cukup untuk mandi dan dibacakan di dalamnya ayat-ayat al Qur-an.
Setelah membacakan ayat-ayat tersebut pada air yang sudah disiapkan
tersebut, hendaklah dia meminumnya sebanyak tiga kali, dan kemudian
mandi dengan menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah
penyakit (sihir) akan hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua
kali atau lebih, sehingga penyakit (sihir) itu benar-benar sirna. Hal
itu sudah banyak dipraktekkan, dan dengan izin_Nya,Allah memberikan
manfaat padanya. Pengobatan tersebut juga sangat baik bagi suami yang
tidak bisa berhubungan badan karena terkena sihir.
4.Daun Bidara Untuk Makanan atau Minuman
Buah bidara dari kultivar unggul dapat dimakan dalam keadaan segar,
atau diperas menjadi minuman penyegar, juga dikeringawetkan, atau dibuat
manisan. Di Asia Tenggara, buah yang belum matang dimakan bergaram.
Pernah dilaporkan bahwa buah bidara juga direbus dan menghasilkan sirop.
Di Indonesia, daun mudanya diolah sebagai sayuran; daun-daunnya dapat
pula dijadikan pakan. Di India, pohon bidara merupakan salah satu dari
beberapa jenis tanaman yang digunakan untuk pemeliharaan serangga lak;
ranting-ranting yang terbungkus oleh sekresi serangga itu dipungut untuk
diproses menjadi sirlak. Kulit kayu dan buahnya menghasilkan bahan
pewarna. Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan
lama, dan digunakan sebagai kayu bubut, alat rumah tangga, dan alat-alat
lain. Buah, biji, daun, kulit kayu, dan akarnya berkhasiat obat,
terutama untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal untuk luka. Di
Jawa, misalnya, kulit kayunya digunakan untuk menyembuhkan gangguan
pencernaan, sedangkan di Malaysia bubur kulit kayunya dapat dimanfaatkan
untuk obat sakit perut.
5.Daun Bidara atau daun bidara cina
Bidara acap dipertukarkan identitasnya dengan bidara cina (Ziziphus
zizyphus; sinonim Z. jujuba Miller, Z. vulgaris Lamk.).Sebutan yang
sekarang ini sering kita dengar dengan panggilan Daun Bidara cina adalah
karena Bidara yang terakhir ini dibudidayakan di Cina bagian utara.Dan
di Indonesia orang menyebut daun bidara dengan sebutan bidara cina
karena juga dalam sebuah sumber ada suatu daerah yang disitu banyak
tinggal orang keturunan cina dan menanam daun bidara.Daerah tersebut pun
kini dinamakan daerah Bidaracina.
Cara penggunaan daun bidara adalah :
a. Ambil daun bidara pada bilangan ganjil, paling sedikit 7 lembar
daun, taruh di penggilingan/cobek dan tumbuklah hingga halus (dicampur
sedikir air)
b. Setelah halus, campurkan dalam segelas air untuk diminum
c. Atau dicampur dan diaduk dalam seember air untuk buat mandi
d. Bisa juga di tambah air hujan, ambil air hujan lansung dari atas memakai wadah yang besar
e,Untuk sakit asam urat dan kolestrol, persendiaan ngilu lebih baik di tambah garam beryodium.
jangan lupa sebelum dibuat mandi atau diminun bacakan dulu ayat-ayat
ruqyah. Jika dibuat untuk mandi lebih afdhol air daun bidara ditaruh di
bateup dan pasien berendam selama 10 menit atau jika tidak ada pada
bilasan pertama gunakan air daun bidara lalu gosok-gosok ketubuh dan
diamkan selama 5 menitan lalu biilasan kedua gunakan air biasa dan sabun
mandi.
Beberapa testimoni dan share pengalaman orang-orang yang telah mencoba
meminum teh ruqyah herbal QHI tersebut berikut dibawah ini
Pasien dengan indikasi gangguan Jin
Reaksi setelah meminum Teh Ruqyah herbal..
Kesaksian sahabat di FB (komunitas Ruqyah)
Assalamu
alaikum,ijin share ya sahabat2 ku..Pak bos ,bu bos...masih ingat dengan
cerita Ruqyah ibu yang tempo hari perutnya kembung..sekitar ....10
harian kemudian hari ini saya datang lagi ,untuk meruqyah karena si ibu
sempat was-was dengan mimpinya.. Alhamdulillah ,saat kedatangan saya
menanyakan lagi bgm perkembangan kondisinya...katanya.. keadaannya
sekarang sudah mulai sehat..,wajah cerah..
dan mulai ikut pengajian di perumahannya.. padahal sebelumnya saat ,
mendengar orang ngaji seperti ada gejolak dalam hatinya katanya
"menyuruh diam/menghentikan orang yg sedang ngaji" alhamdulillah dr
cerita si Ibu lagi setelah diajari 3 qul- "bahwa dia berani melawan
intimidasi gangguan Jin dengan 3 qul"....saat saya melakukan ruqyah , si
Ibu pun saat ditanya merasa nyaman dan seakan sejuk efeknya menurut
penuturannya , padahal beberapa hari lalu saat awal ketahuan ternyata
ada gangguan jin pada diri si ibu adalah saat mulai minum teh Ruqyah
herbal Qhi , si ibu sempat "bereaksi jinnya"..
alhamdulillah
setidaknya Allah memberikan kesembuhan walaupun belum maksimal
setidaknya si Ibu sudah kembali ke Al qur'an dan sunnah ..berikut curhat
sang ibu habis ratusan juta untuk ke Dukun (kyai dukun)
Terjebak tipu-tipu (Kyai) tapi dukun __________________________________
Sang ibu menceritakan bahwa keluarganya sempat berobat di salah satu
kyai(dukun) didaerah Jawa timur , Kikun punya klinik dan Pondok (demikan
yang dia lihat) Modusnya adalah , pasien (dia) disuruh membawa air putih dalam botol..dan buah.... lalu di klinik air tersebut dikumpulkan sesuai nama dan alamat.. (agar tidak tertukar)
nah saat di ruang praktek...buah tersebut ditempelkan ke beberapa
anggota tubuh yang sakit lalu.. buah dibuka dan.....sreeeett...woow ada
darah kental....yang katanya itu penyakitnya, awalnya hanya bayar
sekitar 100 rb -200 rb..., nah krn kesembuhan harus kontinue pasien
diminta datang lagi seminggu 2x...selama sebulan, di pertemuan kedua
sama metodenya ...buah dibelah,darah keluar sdh gak kental tp mulai
encer.. dan sempat untuk mempercepat kesembuhan sang Kikun minta dana
3.500.000 untuk baca doa mulai isya sampai subuh dan mengundang anak
yatim katanya, lalu ke dua minta lagi 5.000.000 .karena belum sembuh pake lagi cara telor
bahkan ketiga lewat metode telur saat dipecah telur banyak darah dan
paku serta jarum... setelah itu diminta uang lagi kira 7 jt....
"jadi ingat modusnya Dukun Guntur Bumi yang terjerat Pidana kasus
Penipuan..kok sama ya, dalih kena sihir...telor ada paku,...keluar
belatunglah ...trus minta uang, buat biaya anak yatim dan pengajian
semalam suntuk"
Akhirnya sang Ibu pun kapok tidak percaya sama
sang Kikun,.....kok katanya dijanjikan sembuh tp..tetap saja....dia dan
keluarga gak sembuh2 si ibu merasa tertipu..akhirnya gak mau datang lagi ke klinik itu....
beberapa waktu kemudian malah anak buah sang Kikun yang nelpon, kenapa
gak dilanjutkan berobatnya......parahnya malah sang anak buah Kikun
bilang mestinya ibu harus rawat inap kira sebulan.....zzzzz (spy mudah
nguras pundi2 uangnya..qhi..qhi..qhi)
si Ibu kapok ke Kikun tsb ________________________
Ada lagi temannya yang menyarankan untuk ke BALI, ada dukun sakti yang bisa menyembuhkan,katanya cukup 2-3 hari bisa sembuh.. si ibu berusaha mencari kesembuhan disana , ternyata sama saja habis 3.5 jt blm ongkos pesawat PP...
katanya disana sang dukun pakai pakaiain kayak leak , tangan sang dukun
memegang tangan sang ibu langsung kesakitan seperti kena setrum ( mode
tipu2 ini juga dipake ama Dukun Guntur bumi) ... jadi ingat SEPATU SETRUM ..buatan omHvsulap
------------------------------------------ alhamdulillah dengan Ruqyah syar'i..sang Ibu sdh mulai mengalami perubahan signifikan... hanya perlu Istiqomah dalam ibadah
di foto ada nampak rumah bertingkat itu adalah rumah sang Ibu dulunya
(keluarga ekonomi diatas rata2 disekitarnya) tp krn sakit dan salah
mencari ikhtiar ..rumah tingkat harus dijual dan sekarang beliau harus
tinggal dirumahan dengan status kontrak. berikut testimoni pasien seperti yang diceritakan sahabatnya pada chat BB update
semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita semua , dan bagi yang sakit semoga disembuhkan oleh Allah tanpa meninggalkan bekas..Aamiin
Istiqomah Ibadah..sabar ,tawakal ..Teh ruqyah herbal dan Ruqyah syar'i in syaa Allah berkah